Sukses

Wuhan Lapor Nol Kasus Corona COVID-19 Selama 60 Hari, Tak Ada Infeksi Baru

Provinsi Hubei tidak melaporkan kasus terkonfirmasi baru Corona COVID-19 selama 30 hari beruntun sejak 4 April. Sementara Wuhan tiada penularan dalam 60 hari belakangan.

Liputan6.com, Wuhan - Provinsi Hubei, China tengah yang salah satu kotanya jadi tempat Virus Corona COVID-19 bermula, melaporkan tak ada kasus baru infeksi virus tersebut per Minggu 3 Mei 2020. Demikian disampaikan oleh komisi kesehatan provinsi tersebut pada hari Senin.

Seperti dikutip dari Xinhua, Senin (4/5/2020), ini berarti Hubei tidak melaporkan satu pun kasus terkonfirmasi baru selama 30 hari beruntun sejak 4 April.

Sementara itu, area-area di Hubei kecuali Wuhan melaporkan nol kasus terkonfirmasi baru Corona COVID-19 selama 60 hari berturut-turut.

Hingga Minggu, tidak ada kasus terkonfirmasi COVID-19 yang tercatat di provinsi tersebut.

Namun demikian, provinsi itu masih mencatat 654 kasus tanpa gejala yang berada dalam pengawasan medis, usai melaporkan sembilan kasus tambahan dan membebaskan enam pasien dari karantina pada Minggu.

Total 282.701 orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien COVID-19 di provinsi tersebut sudah dilacak per Minggu, dengan 1.280 di antaranya masih dalam pengawasan medis.

Per Minggu, Hubei melaporkan total 68.128 kasus terkonfirmasi Corona COVID-19, termasuk 50.333 kasus di Wuhan, ibu kota provinsi tersebut.

Hubei menurunkan level respons darurat Virus Corona jenis baru dari level tertinggi ke level tertinggi kedua mulai 2 Mei lalu.

Saksikan Juga Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Perkembangan Lonjakan Kasus Corona COVID-19 Dunia

Berikut perkembangan terbaru mengenai perang global melawan pandemi Corona COVID-19, mengutip Xinhua, Senin (4/5/2020):

- Afrika Selatan (Afsel) pada Minggu 3 Mei melaporkan lonjakan tajam jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19, dua hari setelah melonggarkan pembatasan usai menerapkan karantina wilayah (lockdown) selama lima pekan.

Jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Afrika Selatan mencapai 6.783, bertambah 447 dibandingkan Sabtu (2/5), demikian dikatakan Menteri Kesehatan Afsel Zweli Mkhize dalam sebuah pernyataan.

- Tidak ada laporan kasus baru terkonfirmasi penyakit coronavirus baru (COVID-19) di Provinsi Hubei, China tengah, pada Minggu 3 Mei, menurut komisi kesehatan provinsi tersebut pada Senin 4 Mei.

Ini berarti Hubei tidak melaporkan satu pun kasus terkonfirmasi baru COVID-19 selama 30 hari beruntun sejak 4 April.

- Kementerian Kesehatan Uganda pada Minggu  3 Mei memperingatkan tentang sejumlah laporan di media sosial yang menyampaikan kuatnya imunitas kalangan warga Uganda dan Afrika lainnya terhadap COVID-19, seraya mengatakan bahwa rumor tersebut menyebabkan kelalaian dalam perang melawan pandemi.

Dalam sebuah cuitan di Twitter, Sekretaris Tetap Kementerian Kesehatan Uganda Diana Atwine mengatakan bahwa publik harus mengabaikan teori-teori yang belum terbukti, yang menimbulkan risiko serius merusak upaya negara tersebut untuk membendung wabah COVID-19

- Kasus terkonfirmasi COVID-19 di seluruh dunia menembus angka 3,5 juta pada Minggu 3 Mei, mencapai 3.502.126 pada pukul 19.00 waktu setempat atau Senin 4 Mei pukul 06.00 WIB, menurut Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins.

Sebanyak 247.107 orang di seluruh dunia telah meninggal akibat penyakit tersebut, menurut CSSE.

- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan alokasi dana senilai 240 juta dolar Kanada (1 dolar Kanada = Rp10.702) pada Minggu untuk memindahkan layanan kesehatan mental dan perawatan primer secara daring (online) selama krisis COVID-19.

Dalam konferensi pers pada Minggu 3 Mei tersebut, Trudeau mengatakan platform kesehatan mental baru akan menyediakan berbagai strategi untuk mengelola stres dengan bantuan khusus bagi mereka yang berasal dari komunitas yang terpinggirkan.

- Data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Prancis pada Minggu 3 Mei menunjukkan bahwa kematian terkait COVID-19 di negara itu bertambah 135 menjadi 24.895, yang merupakan angka harian terendah sejak 22 Maret.

Dari 25.815 pasien yang dirawat di rumah sakit, 3.819 di antaranya menjalani perawatan di unit perawatan intensif (ICU), turun dari angka 3.827 pada Sabtu. Hal tersebut mengonfirmasi perlambatan kasus yang telah berlangsung selama tiga pekan beruntun masih berlanjut.

- Menjelang pelonggaran karantina wilayah (lockdown) nasional yang telah berlangsung selama delapan pekan, jumlah harian kematian baru akibat COVID-19 di Italia turun menjadi 174 pada Minggu (3/5), level terendah sejak diberlakukannya lockdown pada 10 Maret lalu.

Italia berencana akan melonggarkan langkah-langkah lockdown mulai Senin. Aturan baru tersebut akan memungkinkan warga Italia untuk mengunjungi kerabat mereka yang tinggal di wilayah yang sama, serta bar dan restoran untuk menawarkan opsi bawa pulang (takeaway) alih-alih hanya layanan pesan antar yang diterapkan selama lockdown.

- Total kasus terkonfirmasi COVID-19 di Turki mencapai 126.045, dengan 1.670 pasien baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir, demikian dikatakan Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca pada Minggu 3 Mei.

Korban meninggal akibat COVID-19 di Turki mencapai 3.397 setelah penambahan sebanyak 61 pasien yang meninggal dalam 24 jam terakhir, tulis Koca melalui akun Twitter-nya.

- Kementerian Kesehatan Mesir pada Minggu 3 Mei mengonfirmasi 272 kasus baru COVID-19, sehingga total kasus di negara itu menjadi 6.465.

Sementara itu, sebanyak 14 pasien meninggal akibat COVID-19 pada Minggu, menambah jumlah kematian menjadi 429, seperti yang dituturkan Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mesir Khaled Megahed dalam sebuah pernyataan.

- Inggris mengonfirmasi tambahan 315 pasien COVID-19 yang meninggal, sehingga jumlah kematian akibat COVID-19 di negara itu menjadi 28.446, demikian disampaikan Menteri Kantor Kabinet Inggris Michael Gove pada Minggu 3 Mei.

Angka tersebut termasuk kematian di rumah sakit, rumah perawatan, dan komunitas yang lebih luas.

- Ekuador melaporkan total 29.538 kasus terkonfirmasi COVID-19 dan 1.564 kematian, dengan 2.074 kasus baru dan 193 kematian baru terjadi dalam 24 jam terakhir, demikian diumumkan Departemen Kesehatan Masyarakat Ekuador pada Minggu 3 Mei.

Menteri Kesehatan Ekuador Juan Carlos Zevallos mengatakan bahwa negara tersebut juga mencatat 1.312 kematian yang diduga akibat COVID-19.