Sukses

Spanyol dan Sejumlah Negara di Eropa Mulai Longgarkan Lockdown Corona COVID-19

Beberapa negara di Eropa melaporkan penurunan kasus Corona COVID-19, salah satunya adalah Spanyol.

Liputan6.com, Madrid - Beberapa negara di Eropa yang terdampak parah pandemi, akan melonggarkan aturan lockdown setelah mengalami penurunan jumlah kasus baru Virus Corona COVID-19.

Dikutip dari laman Fox, Selasa (5/5/2020), salah satu negara tersebut adalah Spanyol.

Meski demikian, masker akan tetap menjadi barang wajib yang harus digunakan oleh warga di negara tersebut.

Terutama bagi mereka yang berada di ruang publik dan angkutan umum. Masa lockdown di Spanyol pertama kali dilaksanakan pada 14 Maret 2020.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan pemerintahnya akan memberikan 6 juta masker ke berbagai lokasi transportasi, serta tambahan 7 juta masker kepada pemerintah setempat.

Untuk pertama kalinya dalam tujuh minggu, sebagian besar orang dewasa pada Sabtu 2 Mei diizinkan keluar rumah untuk berolahraga, berjalan atau olahraga antara pukul 06:00 sampai 10:00, dan antara pukul 20:00 sampai 23:00.

Di bawah aturan "la cuarentena" -- atau karantina dalam bahasa Spanyol -- orang hanya diperbolehkan keluar rumah untuk mengunjungi toko kelontong atau apotek, untuk berjalan-jalan sebentar dengan anjing mereka atau pergi bekerja, jika bekerja dari rumah tidak memungkinkan.

Sebelumnya pada 26 April, anak-anak Spanyol di bawah usia 14 diizinkan keluar untuk pertama kalinya dalam 44 hari selama satu jam kegiatan yang diawasi oleh orangtua.

Per Senin 4 Mei, Spanyol masih tercatat sebagai negara kedua paling banyak terinfeksi COVID-19 di dunia, dengan setidaknya 217.466 kasus Virus Corona baru yang dikonfirmasi. Posisinya nomor dua di bawah Amerika Serikat.

Meski demikian, kasus aktif penularan Virus Corona jenis baru di Spanyol dilaporkan worldometers.info/coronavirus sebanyak 71.240.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Prancis

Selain Spanyol, adapula Prancis. Prancis mulai melonggarkan langkah-langkah penguncian pada 11 Mei tetapi telah memperpanjang keadaan daruratnya hingga setidaknya 24 Juli.

Juru bicara pemerintah Prancis Sibeth Ndiaye mengatakan pada hari Minggu bahwa pemerintah berencana untuk menerapkan karantina dua minggu untuk semua pelancong yang datang ke negara tersebut.

Ndiaye menambahkan bahwa pemerintah akan merilis daftar negara-negara berisiko tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut, menurut Sky News.

Ada pula Italia. Negara pertama di dunia yang menerapkan penguncian nasional pada 10 Maret, memungkinkan taman dan taman publik dibuka kembali mulai Senin, 4 Mei 2020.

Untuk pertama kalinya dalam hampir dua bulan, orang Italia diizinkan mengunjungi kerabat di wilayah yang sama. Restoran dapat menawarkan takeaway, dan atlet dapat melanjutkan pelatihan untuk olahraga secara individu.

Italia tetap menjadi yang paling terpukul di Eropa setelah Virus Corona pecah dari China -- lokasi yang diyakini sebagai tempat virus itu pertama kali ditemukan pada November 2019.