Sukses

Anggota Gerakan Non-Blok Jadi Negara Paling Terdampak Pandemi Corona COVID-19

Dalam KTT Virtual Gerakan Non-Blok, para pemimpin negara mengakui bahwa status mereka sebagai negara berkembang membuatnya menjadi yang paling terdampak.

Liputan6.com, Jakarta - Mayoritas negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) yang ikut serta dalam KTT Virtual pada Senin 4 Mei malam, merupakan negara berkembang paling merasakan dampak dari pandemi Virus Corona COVID-19.

Presiden Jokowi telah menyatakan COVID-19 sebagai musuh bersama, terlebih bagi negara berkembang yang seluruhnya merupakan negara anggota GNB mulai dari Asia Afrika hingga Amerika Tengah dan Amerika Latin.

Mengingat hal tersebut, Jokowi menekankan, negara berkembang perlu menjadi solusi bagi perbaikan tata kelola kesehatan global agar lebih siap mencegah dan menghadapi pandemi di masa datang. 

Menyampaikan hasil KTT, Menlu Retno mengatakan, prioritas negara berkembang untuk saat ini adalah akses yang berkeadilan dan tepat waktu terhadap obat-obatan dan vaksin COVID-19 dengan harga terjangkau. 

"Beliau juga menekankan pentingnya pemenuhan komitmen bantuan pembangunan dan kemanusiaan maupun keringanan hutang," tutur Menlu Retno. 

Kewajiban pembayaran hutang negara berkembang bisa dialihkan ke pembiayaan untuk penanganan COVID-19 atau disebut Debt Swab for COVID-19 dari Official Creditors. Hal ini menjadi poin penting terutama bagi least developed countries yang mengalami kesulitan di dalam menangani COVID-19.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pembentukan Gugus Tugas

KTT Virtual GNB ini juga menghasilkan kesepakatan terkait pembentukan gugus tugas GNB.

"Tugas dari gugus tugas ini adalah menyusun database kebutuhan medis dan kemanusiaan negara GNB untuk selanjutnya disampaikan ke negara dan organisasi donor," ujar Menlu Retno.

"KTT ini bukan sekedar menghasilkan pernyataan politik tetapi juga menghasilkan sesuatu gagasan yang konkret yaitu pembentukan gugus tugas gerakan non-blok tadi," sambungnya.Â