Sukses

Dijegal Pandemi Corona, Pria Ini Ubah Apartemen Jadi Panggung Pertunjukan Singa Online

Alih-alih menggunakan ring atau panggung pertunjukan sirkus, ia beraksi dari dalam ruang tamu apartemennya.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini seorang pria di Mesir jadi sorotan karena melatih singa-singa sirkus dari apartemen tempat tinggalnya di Kairo.

Laporan Arab News, Selasa (5/5/2020) menyebut, dari apartemen yang terletak tak jauh dari jalanan sibuk di sepanjang Sungai Nil, Ashraf el-Helw si pelatih singa generasi ketiga Mesir, berlatih dengan kucing-kucing besarnya.

Alih-alih menggunakan ring atau panggung pertunjukan sirkus, ia beraksi dari dalam ruang tamu apartemennya.

Dia telah memposting satu video online tentang singa yang melakukan trik-trik di rumah, sejak Mesir memberlakukan komitmen untuk pembatasan guna membendung penyebaran Virus Corona baru, termasuk penerapan jam malam.

Kini ia tengah bersiap menggarap video kedua, dan mengatakan akan lebih banyak lagi aksi seraya mengklaim ingin mendorong orang untuk tinggal di rumah di tengah pandemi Virus Corona COVID-19.

Video pertama aksinya bersama para singa sirkus mendapat sambutan hangat dari warga Mesir melalui media sosial. Meskipun mengundang tanya tanya soal bagaimana keluarga pelatih singa paling terkenal di negeri itu merawat hewan-hewan tersebut.

Kucing besar keluarga itu dirawat di peternakan mereka, satu jam di luar Kairo, dan el-Helw mengatakan dia membawa mereka ke kota untuk tampil dalam video pertunjukan. Setelah pengambilan gambar selesai, mereka akan dikembalikan ke tempatnya bersama 40 hewan lain yang tinggal di sana -- termasuk monyet dan kucing besar lainnya.

Dalam kunjungan baru-baru ini oleh The Associated Press ke apartemennya, Ashraf memamerkan Joumana, salah satu singa betina keluarga. Dia mengatur agar cakar singa berada di pundaknya dan keduanya lalu bergerak seperti menari.

Dalam trik lain, singa betina mematuhi perintah untuk melompati Bushra, saudari Ashraf yang juga seorang pelatih singa.

Puncak acara adalah saat Ashraf menempatkan sepotong daging dari sebatang tongkat ke dalam mulutnya, dan Singa Joumana melompat untuk memakannya.

"Sejak saya membuka mata di dunia, saya telah berada di sekitar singa," kata Ashraf yang berusia 26 tahun. Dia mengaku mulai bekerja dengan binatang buas itu - bersama kakak-kakaknya - ketika dirinya berusia 6 tahun. Pada usia 16, dia sudah tampil dalam sebuah pertunjukan sirkus.

Keluarga El-Helws telah melakukan pertunjukan sirkus dengan kucing besar selama lebih dari seabad. Nenek Ashraf adalah pemain sirkus terkenal, Mahassen el-Helw, pelatih singa betina pertama di dunia Arab. Dia dikenal sebagai "wanita besi" karena sikap panggungnya yang keras.

2 dari 2 halaman

Telah Ada Tragedi Korban Singa

Kakek Ashraf, Mohammed el-Helw, terbunuh pada tahun 1972 dalam salah satu pertunjukannya oleh salah satu singa bernam Sultan. Ia tewas akibat serangan singa.

Sang kakek dicabik-cabik di depan mata publik yang ketakutan dan tak berdaya.

Insiden lain soal serangan binatang buas itu juga menimpa beberapa anggota keluarga lainnya dalam beberapa tahun terakhir.

Kakak perempuan Ashraf - Luba, 38; Ousa, 35, dan Bushra, 28 - juga pelatih singa profesional di Sirkus Nasional Mesir. Didirikan pada tahun 1966, sirkus itu bertempat di sebuah tenda di samping Sungai Nil, yang menarik sebagian besar kelompok sekolah dan keluarga kelas pekerja untuk pertunjukan malamnya.

Beberapa orang mengkritik keluarga el-Helw karena perlakuan mereka terhadap hewan.

Dina Zulfikar, seorang aktivis hak-hak binatang yang duduk di dewan kebun binatang terbesar di negara itu, mengatakan bahwa membawa hewan liar ke rumah-rumah pribadi adalah melanggar hukum. Juga, video media sosial Ashraf el-Helw memberikan gambaran tentang bahaya kucing besar.

"Ini adalah perilaku yang tidak bertanggung jawab dan bodoh," katanya. "Mereka bukan hewan peliharaan, mereka adalah binatang liar. Tetapi untuk keluarga el-Helw, singa adalah mata pencaharian dan keluarga. Mereka seperti anak-anakku," kata Bushra, memberi Joumana tepukan penuh cinta di punggung.

Reporter: Yohana Belinda