Liputan6.com, Jakarta - Selama pandemi COVID-19 ini, publik dianjurkan WHO untuk rajin mencuci tangan guna menjaga kebersihan. Hal itu juga merupakan upaya mencegah tertularnya Virus Corona jenis baru.
Seperti dikutip dari situs WHO, Rabu (6/5/2020), Virus Corona COVID-19 dapat menular dari cairan manusia dan sangat berbahaya ketika bersentuhan dengan orang lain dan memicu penularan.
Maka dari itu, orang-orang dianjurkan untuk mencuci tangan mereka menggunakan sabun dengan benar.Â
Advertisement
Sabun merupakan salah satu cara untuk manusia melindungi diri dari kuman-kuman yang tersebar di udara dan tanah. Meski beberapa bakteri tidak lah jahat, tapi sangat penting untuk tetap menjaga kebersihan diri.
Tahukah Anda bahwa sejatinya sabun tak membunuh kuman? Berikut ini penjelasannya, dikutip dari situs Live Science.
Ternyata Sabun Tidak Membunuh Kuman, Tapi Menyingkirkannya
Laporan Live Science menyebut sebenarnya sabun tidak membunuh kuman, tapi menyingkirkannya.
Kuman-kuman biasanya terdapat pada bagian berminyak dan berlemak yang menempel pada tangan. Tterdengar menjijikan tapi itu yang terjadi.Â
Menggunakan air saja tidak lah cukup, karena air dan minyak sangat berlawanan. Sabun menjadi mediator bagi minyak dan air untuk membersihkan tangan kita. Dan sabun akan membawa kuman yang berada di minyak pergi dari tangan.Â
Tapi cuci tangan asal dengan sabun saja tidak cukup, mengapa demikian?
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengeluarkan pernyataan bahwa setidaknya orang harus mencuci tangan selama 20 detik. Itu untuk memastikan bahwa tangan sudah terkena sabun secara merata.
Cobalah menghitung waktunya dengan menyanyikan lagu Happy Birthday sebanyak dua kali.Â
Jangan lupa untuk mengelap tangan dengan handuk yang kering, karena tangan yang basah akan lebih mudah membawa kuman-kuman.Â
Advertisement
Apakah Sabun Dengan Antibakteri Lebih Baik?
Sabun antibakteri memiliki bahan tambahan seperti triclosan atau triclocarban, yang merupakan molekul hidrofobik. Berdasarkan penelitian, sabun jenis ini tidak lebih efektif dari jenis biasa.Â
Pada tahun 2016 lalu, Food and Drug Administration (FDA) mengeluarkan pernyataan bahwa sabun antibakteri ini sudah tidak boleh lagi dijual ke publik.Â
"Konsumen berpikir bahwa sabun antibakteri terkadang lebih efektif untuk mencegah penyebaran kuman, tapi kita tidak memilik data scientific bahwa mereka (sabun antibakteri) lebih baik dari sabun biasa dan air," kata Dr. Janet Woodcock, direktor FDA Center for Drug Evaluation and Research (CDER).Â
Dirinya juga menegaskan bahwa mungkin, sebenarnya sabun antibakteri ini justru memiliki bahan yang berbahaya untuk manusia.Â
Faktanya, beberapa data menyebut bahwa bahan antibakteri ini justru dapat memicu bahaya bagi kesehatan manusia jika dipakai dalam jangka waktu lama," ujarnya.Â
Nah gimana, menurut kalian?Â
Reporter: Yohana Belinda
Â
Â