Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 20.000 masker medis tiba di Inggirs dari Vietnam. Masker itu dikirim untuk diberikan kepada pekerja medis di Inggris yang saat ini memiliki minim alat pelindung diri (APD) saat menangani pandemi Virus Corona COVID-19.Â
Masker-masker tersebut ternyata merupakan donasi dari dua anak di Vietnam. Mereka membeli masker-masker tersebut menggunakan uang tabungan mereka yang telah disimpan dalam waktu yang cukup lama.
Baca Juga
Kedua anak itu adalah Truong Thi Linh Nhan dan Truong Cao Khoi, seperti yang dikutip dari Nextshark, Kamis (7/5/2020).
Advertisement
Mereka beruda menggunakan seluruh uang yang mereka dapatkan dari angpao tahun baru Imlek mereka sejak kecil. Masker-masker tersebut dikirim ke Inggris melalui pesawat komersial yang juga memulangkan 100 warga Inggris dari Hanoi ke London karena pandemi Virus Corona COVID-19.Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Apresiasi Dari Kedutaan Inggris di Vietnam
Kedutaan Inggris di Vietnam mengapresiasi bantuan dari dua anak itu dengan memposting foto mereka ketika mengunjungi Inggris. Duta Besar Inggris utuk Vietnam Gareth Ward, dalam suratnya juga mengaku bangga dengan kepedulian kedua anak tersebut.Â
"Saya bangga melihat kalian yang berusia muda peduli dengan dunia dan berkontribusi dalam memerangi virus," ujarnya.Â
"Saya percaya bahwa kado kalian ini sangat berarti untuk dokter, perawat, dan petugas medis di Inggris, yang saat ini berjuang melawan waktu untuk memerangi virus dan nyawa orang lain."
Di Vietnam, orang dewasa biasa memberikan angpao atau uang kepada anak-anak kecil dalam amplop merah dengan harapan nasib baik setiap tradisi Imlek. Ini menjadi simbol kesehatan, kesuksesan dan kebahagiaan bagi orang-orang Vietnam. Tak hanya orang Vietnam, tradisi memberika angpao saat Imlek juga diadakan di beberapa negara Asia lainnya seperti Cina dan Jepang.Â
Menurut kedutaan Inggris di Vietnam, Truong Thi Linh Nhan dan Truong Cao Khoi ini mengetahui seberapa parahnya kasus COVID-19 di Inggris dan memutuskan untuk menyumbang 20.000 masker ke negara Ratu Elizabeth II itu.Â
Â
Reporter: Yohana Belinda
Advertisement