Sukses

Dituding Jerman Tutupi Info Corona COVID-19 atas Permintaan China, Ini Respons WHO

Sebuah laporan Jerman menuding WHO telah diminta secara khusus oleh China untuk menutup-nutupi informasi terkait Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membantah laporan dari outlet media Der Spiegel mengenai perincian penyebaran informasi tentang Virus Corona COVID-19 antara China dan organisasi itu.

Komentar WHO muncul setelah salah satu surat kabar Jerman menerbitkan sebuah artikel pada hari Jumat, mengutip dinas intelijen negara itu, mengklaim bahwa China mendesak WHO untuk menunda peringatan global setelah wabah dan bahwa Presiden China Xi Jinping meminta melalui panggilan telepon kepada kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada 21 Januari untuk merahasiakan informasi tentang penularan dari manusia ke manusia.

Suat kabar itu mengklaim hal ini lah yang menyebabkan dunia mengalami penundaan empat hingga enam minggu dalam pertempuran COVID-19. Demikian seperti dilansir dari laman Global Times, Senin (11/5/2020).

WHO membantah klaim media dengan mengatakan bahwa laporan panggilan telepon 21 Januari antara kepala WHO dan Presiden Xi tidak berdasar dan tidak benar.

Mereka tidak melakukan panggilan apapun pada 21 Januari dan tidak pernah berbicara melalui telepon.

Melalui akun Twitter resmi WHO, pihaknya pun mengklarifikasi dengan mengatakan bahwa laporan yang tidak akurat seperti itu mengalihkan perhatian dari upaya WHO dan global untuk mengakhiri COVID-19.

Lebih lanjut, WHO menambahkan bahwa China telah mengonfirmasi penularan virus dari manusia ke manusia pada 20 Januari.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Laporan Tidak Berdasar

Beberapa pengguna Twitter juga memiliki kecurigaan terhadap laporan tersebut karena mereka percaya bahwa dugaan penutupan informasi tidak masuk akal, terutama ketika pemerintah China telah secara terbuka mengungkapkan penularan dari manusia ke manusia sehari sebelumnya.

Juga, tidak ada informasi yang relevan dengan panggilan tersebut pada kronologi resmi pada respon China bahwa klarifikasi dari pemerintah China telah dirilis pada 6 April.

"Laporan itu tidak berdasar dan juga merupakan bagian dari kampanye disinformasi yang dilancarkan terhadap China oleh beberapa media Barat dan para politisi," ujar Xin Qiang, wakil direktur Pusat Studi AS di Universitas Fudan.

Kampanye semacam itu telah dipicu oleh sentimen anti-China dan retorika yang dipimpin AS yang telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena pandemi ini terus memburuk.

Pada tanggal 20 Januari, Komisi Kesehatan Nasional mengadakan konferensi pers untuk tim ahli tingkat tinggi yang dipimpin oleh Zhong Nanshan, yang atas nama tim tersebut mengkonfirmasi penularan virus Virus Corona baru dari manusia ke manusia dan menyarankan orang untuk tidak pergi ke Wuhan kecuali untuk alasan yang sangat penting.

Pada 21 Januari, Zhong mengatakan pada jumpa pers lain bahwa "karena diketahui bahwa virus dapat ditularkan dari orang ke orang, satu hal yang harus dilakukan adalah mengkarantina pasien secara ketat dan melacak kontak dekat, yang mungkin merupakan hal yang paling penting."

Selain itu, China telah berbagi informasi dengan WHO secara terbuka sejak 3 Januari.