Liputan6.com, New York - Dokumen dari FBI tak sengaja mengungkap nama seorang diplomat Arab Saudi yang diduga terlibat serangan 11 September 2001 (9/11) di New York. Serangan teroris itu membunuh hampir 3.000 nyawa.
Nama diplomat itu bocor ketika pejabat FBI merespons gugatan hukum dari keluarga korban 9/11 yang menuduh pemerintah Arab Saudi terlibat pada serangan tersebut. 15 dari 19 teroris 9/11 adalah warga Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi membantah ada keterlibatan dengan tragedi 9/11.
Advertisement
Baca Juga
Pejabat FBI yang dimaksud adalah Jill Sanborn, asisten direktur dari divisi counter-terrorism atau kontra-terorisme FBI. Dan nama diplomat Arab Saudi yang tak sengaja disebut adalah Mussaed Ahmed al-Jarrah.
Info yang bocor terkait 9/11Â ini berasal dari temuan Michael Isikoff, kepala jurnalis investigasi di Yahoo News.
Dilaporkan Al Jazeera, Kamis (14/5/2020), al-Jarrah merupakan pegawai Kementerian Luar Negeri Saudi yang bertugas di Washington, D.C., pada 1999 hingga 2000. Tugasnya mencakup mengawasi aktivitas kementerian urusan agama Islam Arab Saudi di masjid-masjid dan pusat agama yang mendapat dana dari Arab Saudi.
Dokumen dari Jill Sanborn itu sebetulnya sedang membahas dua orang yang dituding membantu teroris 9/11, yakni seorang pemuka agama bernama Fahad al-Thumairy, dan Omar al-Bayoumi yang dicurigai sebagai agen Arab Saudi.
Agen FBI menemukan bahwa al-Thumairy dan al-Bayoumi ditugaskan membantu dua orang pembajak pesawat oleh seseorang yang namanya disensor. "Seseorang" ini disebut oleh keluarga korban 9/11 sebagai "orang ketiga."
Orang ketiga inilah yang diduga merupakan diplomat Arab Saudi yang namanya tak sengaja bocor di dokumen FBI. Tidak jelas apa saja peran diplomat itu karena laporannya masih disegel FBI.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Hubungan AS dan Saudi
Michael Isikoff dari Yahoo News berkata langsung mengontak FBI ketika melihat ada nama Mussaed Ahmed al-Jarrah. Pasalnya, ia tahu pemerintah AS memang serba rahasia dalam menangani 9/11 karena dianggap sensitif.
"Saya tahu Kementerian Kehakiman dan pemerintahan Trump berusaha sangat keras agar semua ini tidak menarik perhatian," ujar Isikoff.
Ia juga menyebut bahwa Jaksa Agung William Barr dan Plt. Direktur Intelijen Nasional Richard Grennell telah mengirim mosi ke pengadilan bahwa semua informasi terkait pegawai Kedubes Arab Saudi dan dokumen internal FBI terkait isu ini merupakan hal yang sensitif dan rahasia negara.
"Artinya, jika diungkap maka hal tersebut bisa menyebabkan kerugian pada keamanan nasional," kata Isikoff.
Dokumen yang menyebut nama diplomat Saudi itu sudah ditarik oleh FBI.
Pihak keluarga korban 9/11 lantas menuding bahwa pemerintah AS berusaha menutupi keterlibatan Arab Saudi.
"Ini menunjukan adanya cover-up pemerintah terkait keterlibatan Saudi," ujar Brett Eagleson, juru bicara keluarga korban 9/11.
Arab Saudi adalah sekutu penting Amerika Serikat di Jazirah Arab.
Advertisement