Liputan6.com, Beijing - Sebuah serpihan dari ruang angkasa jatuh kembali ke Bumi dan dikabarkan dapat mencapai tingkat ketinggian yang sangat rendah.Â
Pekan lalu China telah mengambil langkah besar menuju tujuannya dalam menyelesaikan proyek stasiun ruang angkasa sendiri pada tahun 2022, ketika roket berat Long March 5B-nya berhasil meluncurkan prototipe pesawat ruang angkasa berawak generasi baru. Demikian seperti melansir dari laman Abacus News, Jumat (15/5/2020).Â
Advertisement
Dalam masuknya kembali salah satu bagian terbesar dari puing-puing ruang tak terkendali yang pernah jatuh kembali di Bumi, tahap inti roket dilaporkan jatuh ke Samudra Atlantik di lepas pantai barat laut Afrika.Â
Kemudian laporan tersebut mengatakan bahwa bagian dari puing tersebut mungkin telah menghantam dua desa di negara Afrika Barat Pantai Gading.
Menurut laporan media setempat, sebuah tabung logam besar menembus atap rumah keluarga di Desa N'guinou. Tidak ada yang dilaporkan terluka dalam kejadian tersebut.
Orang-orang di Desa Mahounou juga dilaporkan menemukan benda logam sepanjang 12 meter setelah melihatnya jatuh dari langit.
Benda-benda itu belum dipastikan menjadi bagian dari roket Long March 5B.Â
Tetapi menurut Jonathan McDowell, seorang astronom di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, desa-desa yang terkena dampak tersebut memang berada di jalur kembalinya roket menuju Bumi.
"Ketika Anda melihat potongan logam besar jatuh melalui atmosfer atas ke arah tertentu pada waktu tertentu, dan Anda mendapatkan laporan tentang hal-hal yang jatuh dari langit di lokasi itu, itu bukan kesempatan untuk menghubung-hubungkan mereka," kata McDowell.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Laporan Warga
McDowell juga mengatakan bahwa dia menemukan penduduk desa yang melaporkan telah mendengar ledakan sonik yang keras dan melihat kilatan di sekitar waktu yang sama ketika Long March 5B melewati wilayah tersebut. .
Hingga kini, masih belum ada informasi resmi dari media Tiongkok atau organisasi ruang angkasa milik pemerintah tentang roket yang sedang dalam perjalanan ke Bumi.Â
Ini bukan pertama kalinya roket-roket China dilaporkan menjatuhkan bagian-bagiannya di tanah yang dihuni.Â
Tidak seperti AS, yang melakukan peluncuran ruang di laut, tiga dari empat lokasi peluncuran China dibangun di pedalaman, dan puing peluncuran telah berulang kali menghantam desa - desa di negara tersebut.
Untuk saat ini, tidak ada korban yang dilaporkan sejak Long March 3B jatuh di sebuah desa China pada tahun 1996, yang kala itu menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya.
Advertisement