Sukses

Push-Up Jadi Andalan Presiden Brasil Jair Bolsonaro Hadapi Virus Corona COVID-19

Presiden Brasil Jair Bolsonaro terkesan meremehkan pandemi Virus Corona COVID-19.

Brasilia - Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyambut ratusan pendukungnya dan bergabung dengan sejumlah orang yang melakukan push-up di depan kantor kepresidenan pada akhir pekan.

Bolsonaro memang sering mengatakan, dia tidak akan tertular Virus Corona COVID-19 karena kondisinya sehat dan setiap hari melakukan push-up, seperti dikutip dari DW Indonesia, Rabu (20/5/2020).

Pendukung Bolsonaro beberapa hari terakhir menggalang demonstrasi di sejumlah kota di Brasil, menentang kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan Kementerian Kesehatan.

"Kami berharap segera terbebas dari masalah ini, demi kebaikan kita semua," kata presiden Jair Bolsonaro di hadapan para pendukungnya di ibukota Brasilia.

"Brasil akan muncul lagi lebih kuat,'' serunya.

Para pendukung berkumpul setiap hari di kediaman presiden untuk menyatakan dukungan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Brasil Miliki Kasus Tertinggi Ketiga di Dunia

Menteri Kesehatan Brasil Nelson Teich telah mengundurkan diri dari jabatannya, sehari setelah Jair Bolsonaro mengatakan kepada para pemimpin bisnis bahwa dia akan melonggarkan aturan pembatasan sosial dan mengijinkan penggunaan chloroquine untuk mengobati orang yang terinfeksi virus.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nelson Teich justru memperingatkan bahwa chloroquine masih diselimuti "ketidakpastian'' karena efek sampingnya berbahaya.

Nelson Teich baru menjabat sebagai Menteri Kesehatan kurang dari sebulan, setelah pendahulunya juga mengundurkan diri karena tidak setuju dengan kebijakan Bolsonaro menghadapi pandemi Covid-19.

Brasil, kini menjadi kawasan terparah penyebaran virus corona di Amerika Selatan. Tercatat lebih 255 ribu kasus positif corona dan lebih 18.800 meninggal akibat COVID-19 di Brasil.

Dalam beberapa hari terakhir, setiap harinya lebih 800 orang meninggal karena COVID-19.

Brasil kini menjadi negara ketiga dengan jumlah infeksi Covid-19 tertinggi di dunia, setelah AS dan Rusia, demikian menurut data Johns Hopkins University.