Sukses

Presiden Tweety, Julukan Baru Donald Trump karena Aktif Main Twitter

Kebiasaan Donald Trump di Twitter membuatnya dijuluki Presiden Tweety.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkenal hobi memberikan julukan kepada lawan-lawan politiknya. Sekarang giliran Trump yang mendapat julukan yang meledek dari lawannya: Joe Biden.

Joe Biden adalah mantan wakil presiden dari Barack Obama, dan Biden sedang menjadi kandidat kuat capres AS dari Partai Demokrat. Pada sebuah wawancara, Biden menyebut Trump sebagai "Presiden Tweety."

Maksud Tweety tersebut adalah karena Presiden Donald Trump sangat hobi aktif di Twitter. 

"Trump sedang mengirim tweet lagi pagi ini. Saya memanggilnya Presiden Tweety," ujar Joe Biden seperti dikutip New York Post, Rabu (20/5/2020).

Berdasarkan data Tweetbinder, total tweet Donald Trump mencapai 42 ribu sejak 2009. Nilai ekonomi dari akun @realdonaldtrump diprediksi mencapai US$ 3 miliar. 

Di Twitter, Trump rutin membahas program, menyerang lawan politik, dan terkadang tweet Trump berdampak ke ekonomi, seperti ke bursa saham dan harga minyak. 

Donald Trump terkenal sering memberi julukan kepada lawan politiknya. Julukan bisa terdiri atas hinaan kecerdasan, sifat, hingga hinaan fisik.

Joe Biden dijuluki Trump sebagai "Sleepy Joe Biden" (Joe Biden Ngantuk). Selama pilpres 2016, Hillary Clinton juga dijuluki "Crooked Hillary" (Hillary Licik) oleh Trump.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Hillary Clinton Resmi Dukung Joe Biden Jadi Capres AS

Mantan menteri luar negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, melempar dukungan kepada Joe Biden untuk menjadi calon presiden Partai Demokrat. Dukungan dari Hillary Clinton melengkapi bekal Joe Biden menuju Gedung Putih.

Komunikasi antara Joe Biden dan Hillary Clinton disiarkan via video pada Selasa malam, 28 April, waktu AS. Keduanya melakukan livestreaming dan menegaskan dukungan di Twitter.

Dalam pernyataannya, Hillary Clinton mengungkit butuhnya kepemimpinan kuat di tengah pandemi Virus Corona (COVID-19).

"Saya berharap ada kepemimpinan Joe Biden di Oval Office saat ini. Amerika pantas mendapatkan presiden yang akan mengurus krisis COVID-19 dengan besar hati, kompeten, dan memiliki respek kepada sains yang kita butuhkan untuk menyelamatkan nyawa dan membangkitkan ekonomi," ujar Hillary Clinton.

Joe Biden lantas memberikan respons via Twitter bahwa ia merasa bersyukur mendapatkan endorsement dari Hillary Clinton. Ia juga berkata Hillary Clinton seharusnya kini menjadi presiden.

Hillary Clinton dikalahkan oleh Donald Trump pada pilpres 2016 lalu. Saat itu, Joe Biden mendukung Hillary Clinton.

"Saya telah mengenal Hillary Clinton selama bertahun-tahun dan mengetahui bahwa dedikasi dan passionnya untuk membuat negara kita lebih baik tak bisa ditandingi siapa pun. Saya bersyukur atas endorsement darinya dan persahabatannya," ujar Biden.

Dukungan dari Hillary Clinton menambah jajaran panjang dukungan tokoh penting dari Partai Demokrat terhadap Joe Biden. Ketua DPR Nancy Pelosi dan mantan presiden Barack Obama sudah mendukung Joe Biden menjadi capres.

Joe Biden yang berusia 77 tahun aktif sebagai senator AS selama hampir 40 tahun dari 1973 hingga 2009. Ia kemudian terpilih sebagai wakil presiden di pemerintahan Barack Obama.

Pemilihan capres Partai Demokrat jadwalnya terlaksana pada Agustus mendatang di Konvensi Nasional Partai. Jadwal diundur sebulan dari Juli. Sejauh ini, Joe Biden tidak memiliki saingan.