Liputan6.com, Wuhan - Pemerintah kota Wuhan berhasil melakukan tes asam nukleat untuk melacak Virus Corona COVID-19. Tes dilaksanakan untuk mendeteksi pasien yang tak menunjukan gejala.
Program ini dilaksanakan dalam 10 hari antara 14 dan 23 Mei dengan target mengetes 10 juta warga Wuhan. Meski target tak tercapai, hasil sejauh ini cukup signifikan.
Advertisement
Baca Juga
Dilaporkan Xinhua, Selasa (26/5/2020), tes tertinggi dilaksanakan pada 22 Mei lalu. Dalam sehari, ada 1,4 juta tes Virus Corona dilaksanakan.
Koordinasi dari program ambisius ini diserahkan di level kota. Masing-masing wilayah di Wuhan diminta untuk mengorganisir warga yang akan ikut tes.
Tes Virus Corona ini bebas biaya alias gratis. Namun, prioritas diberikan kepada daerah perumahan yang sebelumnya ada pasien corona hingga orang tua.
Anak-anak di bawah 6 tahun tidak disarankan ikut tes.
Tes massal ini dilaksanakan karena warga Wuhan khawatir dengan kembali dibukanya pabrik dan berbagai bisnis. Mereka khawatir ada kasus tak terdeteksi.
Sebelum ada tes massal ini, Wuhan hanya melakukan 3 juta tes asam nukleat.
Xinhua melaporkan tes Virus Corona massal ini mendapat respons antusias dari masyarakat. Masyarakat tampak memakai masker dan menaati social distancing.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penelitian baru di China telah mengungkap hewan yang menjadi inang dari Virus Corona COVID-19 yang mulai mewabah di Wuhan pada akhir Desember 2019.
Hampir 5,5 Juta Kasus Corona COVID-19 di Dunia, Brasil Meroket
Kasus positif Virus Corona COVID-19 di seluruh dunia hampir menyentuh 5,5 juta orang. Virus ini telah menyebar di 188 negara dan wilayah.
Berdasarkan peta Johns Hopkins University, total kasus mencapai 5.493.950 pasien di seluruh dunia. Rinciannya, 346.218 pasien meninggal dan 2.231.454 sembuh.
Jumlah kasus tertinggi berada di Amerika Serikat dengan total 1,6 juta kasus. Total sembuh dan kematian tertinggi juga berada di AS, masing-masing 379 ribu dan 98 ribu pasien.
Kasus harian di AS terpantau mulai menurun pada penghujung bulan ini.
Setelah AS, negara terparah kedua adalah Brasil. Kasus Virus Corona terpantau meroket di Brasil dengan total 374 ribu kasus.
Sejak Maret, kasus di Brasil terus melesat tinggi dan melewati Italia, Rusia, Inggris, bahkan China. Brasil menjadi negara berkembang dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia.
Negara berkembang lain yang kasusnya tinggi adalah Turki dengan 157 ribu kasus. Namun, kasus di Turki juga terpantau sudah melewati masa puncaknya pada awal April lalu.
Kasus harian Virus Corona juga terpantau melandai di Eropa, seperti di Inggris, Italia, Spanyol, Belgia, dan Swiss.
Advertisement