Sukses

WHO Kembali Puji China yang Dinilai Transparan Tangani Corona COVID-19

Pujian dari WHO terus mengalir ke China yang dianggap transparan dalam menangani Virus Corona (COVID-19).

Liputan6.com, Jenewa - WHO kembali mengirimkan pesan mesra ke China di tengah meroketnya kasus Virus Corona COVID-19 di dunia. Sekali lagi, WHO menganggap China sudah transparan.

Dilaporkan Xinhua, Selasa (26/5/2020), petinggi WHO Dr. Michael Ryan memuji China karena dinilai akan mengizinkan ilmuwan asing mencari tahu asal mula Virus Corona baru.

Namun, hal itu masih sebatas wacana. Meski masih wacana, WHO sudah puas terhadap respons China.

"Saya pikir otoritas di China, pemerintah di seluruh dunia, dan pihak kami sangat tertarik untuk mengetahui asal virus itu. Dan saya sangat senang mendengar pesan yang sangat konsisten dari China, yang merupakan bentuk keterbukaan dalam pendekatan itu," ujar Dr. Ryan.

Pejabat WHO lain, Dr. Maria Van Kerkhove, turut mengapresiasi China yang mau bekerja sama untuk memahami Virus Corona.

"Kami menyambut peluang untuk bekerja dengan mereka dan dengan komunitas internasional untuk benar-benar memahami asal virus ini dan paparan antara manusia dan hewan," ujarnya.

Sebelumnya, China sempat menolak keras jika ada negara asing menginvestigasi asal Virus Corona. Jubir Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, curiga ada kepentingan politik dan ganti rugi dibalik permintaan investigasi.

China hanya mau investigasi apabila yang melakukannya murni untuk ilmu pengetahuan dan dilakukan oleh pihak profesional.

Hubungan antara Amerika Serikat dan WHO juga memburuk akibat Virus Corona. Presiden AS Donald Trump bahkan terang-terangan menyebut WHO menyebar informasi China.

Berdasarkan peta Johns Hopkins University, hingga kini kasus Virus Corona di seluruh dunia hampir menyentuh 5,5 juta. Total meninggal mencapai 346 ribu dan 2,2 juta pasien berhasil sembuh.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Donald Trump Sebut WHO Sebar Misinformasi China Soal COVID-19

Presiden AS Donald Trump pada bulan lalu terang-terangan kesal terhadap WHO. Tindakan WHO ketika awal penyebaran Virus Corona COVID-19 dianggap mengecewakan dan hasilnya banyak korban berjatuhan. 

Salah satu yang disorot Trump adalah ketika WHO menyebut Virus Corona tidak menular antarmanusia. WHO juga dinilai terlalu percaya dengan data pasien dari China yang kini dianggap mencurigakan.

"WHO mendorong misinformasi China bahwa tentang virusnya, menyebut tidak menular, dan tidak dibutuhkan travel ban," ujar Trump dalam konferensi pers harian Gedung Putih.

"Ketergantungan WHO pada informasi China kemungkinan menambah 20 kali penambahan kasus di dunia dan mungkin lebih dari itu," ujar Donald Trump yang sudah dua kali tes Virus Corona. 

Selain itu, Trump mengaku mendapat tekanan dari WHO ketika memutuskan larangan perjalan atau travel ban terhadap China. WHO memang sempat menolak travel ban yang dilakukan berbagai negara, argumen WHO kemudian dipakai China terhadap negara yang melakukan travel ban

Koordinator Respons Virus Corona Gedung Putih, Dr. Deborah Birx juga pernah mempertanyakan data dari China ketika Virus Corona pertama muncul. Birx menduga data yang disajikan tidak lengkap. Badan intelijen AS mengungkap rasa curiga yang sama. 

Trump lantas menyalahkan WHO atas kerugian ekonomi dan kesehatan yang akibat Virus Corona. Alokasi anggaran AS untuk WHO juga disetop. Trump turut menantikan adanya reformasi di WHO.

"Kita melihat di seluruh dunia, ada banyak kematian dan kehancuran ekonomi karena mereka yang ditugasi kita untuk melindungi kita dengan cara jujur dan transparan gagal melakukannya," pungkas Trump. 

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • who

  • virus corona