Sukses

Jerman Perpanjang Masa Jaga Jarak hingga 29 Juni 2020 Akibat Corona COVID-19

Pemerintah Jerman yang dipimpin oleh Angela Merkel telah terlibat dalam perselisihan dengan negara-negara yang paling tidak terkena dampak.

Liputan6.com, Jakarta - Jerman telah memperpanjang aturan jarak sosial yang bertujuan menahan penyebaran pandemi Corona COVID-19 hingga 29 Juni 2020, kata pemerintah Kanselir Angela Merkel pada Selasa, 26 Mei kemarin.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (27/5/2020) hingga 10 orang akan diizinkan untuk berkumpul di tempat-tempat umum tetapi Jerman harus berhubungan dengan sesedikit mungkin orang, menurut aturan yang disepakati antara pemerintah federal dan 16 negara.

Pemerintah Merkel telah terlibat dalam perselisihan dengan negara-negara yang paling tidak terkena dampak.

Beberapa di antaranya ingin mengabaikan langkah-langkah tersebut dan membuka diri sepenuhnya.

Jumlah kasus virus Jerman sekarang berada di puncak 179.000 dengan lebih dari 8.300 kematian - jauh lebih rendah daripada rekan-rekan Eropa seperti Inggris, Prancis, Spanyol dan Italia.

"Keberhasilan ini terutama didasarkan pada kenyataan bahwa aturan jarak dan kebersihan telah diterapkan dan dihormati," kata pemerintah dan daerah.

Namun, para pejabat memperingatkan bahwa pembatasan lebih lanjut dapat diberlakukan jika wabah Corona COVID-19 lokal terjadi lagi.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Survei Terbaru: Virus Corona Bikin Orang Jerman Lebih Kritis Terhadap AS

Dalam jajak pendapat terhadap 1.000 orang Jerman yang dilakukan Koerber Foundation terungkap, 73% menyatakan opini mereka tentang Amerika Serikat (AS) telah memburuk imbas krisis kesehatan yang disebabkan Virus Corona jenis baru saat ini.

Melansir laman DW Indonesia, hal ini kontras dengan 36% responden lain yang mengatakan, pandangan mereka justru menjadi jauh lebih negatif terhadap China, negara tempat Virus Corona COVID-19 terdeteksi pertama kali pada akhir 2019.

Survei juga menunjukkan satu dari empat orang peserta survei mengatakan, pandangan mereka tentang China telah membaik.

Sementara 71% mendukung pernyataan China seharusnya lebih bisa transparan dalam hal manajemen krisis untuk memperlambat penyebaran virus.