Sukses

Selandia Baru Laporkan Nol Pasien Corona COVID-19 di Rumah Sakit

Selandia Baru dilaporkan tidak memiliki satu kasus dan pasien di rumah sakit dengan Corona COVID-19, selama lima hari berturut-turut.

Liputan6.com, Wellington- Selama lima harı berturut-turut, Selandia Baru dilaporkan tidak memiliki satu pasien pun di rumah sakit dengan Corona COVID-19.

Pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Virus Corona COVID-19 telah pulang, kata Dr. Ashley Bloomfield, Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru, sehingga tidak ada lagi orang yang menerima perawatan rumah sakit untuk kasus tersebut.

Jumlah total kasus Virus Corona COVID-19 yang dikonfirmasi di Selandia baru tetap berada di angka 1.154, dan hanya 21 orang di negara tersebut yang masih positif.

Pada Selasa 27 Mei, laboratorium Selandia Baru memproses 4.279 tes, kata Dr. Ashley Bloomfield, sehingga totalnya menjadi 267.435.

Untuk memastikan bahwa tidak ada penyebaran lebih lanjut dari Virus Corona COVID-19, Dr. Ashley Bloomfield juga menyampaikan bahwa Selandia Baru akan tetap berada pada alert level 2, dan juga untuk memastikan prosedur perbatasan aman, seperti dikutip dari RNZ, Rabu (27/5/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Memberikan Saran Yang Bagus

Dr. Ashley Bloomfield mengatakan dia tidak dapat berbicara dengan Wakil Perdana Menteri Winston Peters pada pagi ini mengenai Selandia Baru yang harus memasuki keadaan siaga level 1.

"Tugas kami, adalah memberikan saran yang sangat bagus ... untuk membantu memastikan tidak ada risiko penularan antar negara," kata Dr. Ashley Bloomfield.

Menurut laporan, terdapat 17.000 orang yang telah mendaftar di aplikasi NZ Covid Tracer, sehingga totalnya menjadi sekitar 422.000 orang pada pendaftaran tersebut.

Hari ini, 27 Mei 2020, kementerian di Selandia Baru meluncurkan aplikasi bernama Āwhina, yang dirancang untuk memberikan saran kepada para profesional kesehatan, termasuk definisi kasus.

Pada 26 Mei, Pemerintah Selandia Baru mengumumkan strategi vaksin Corona COVID-19 senilai 37 juta dolar (sekitar Rp. 540 triliun) yang bertujuan membantu upaya nasional dan global untuk membuat dan mendistribusikan vaksin untuk menangani virus tersebut.

Â