Liputan6.com, Minnesota - Kematian George Floyd, seorang warga kulit hitam di Amerika Serikat yang meninggal di tangan polisi seolah menyulutkan api kemarahan masyarakat.
Bahkan bukan hanya komunitas warga kulit hitam, namun juga seluruh warga AS hingga dunia. Saat ini, demonstrasi pun tengah berlangsung di berbagai tempat di negara adidaya tersebut.
Advertisement
Pasalnya, ini bukan kali pertama kejadian semacam itu terjadi. Bahkan, bisa dikatakan bahwa kejadian seperti ini sudah kerap terjadi hingga tak bisa lagi dihitung dengan hitungan jari.
Masalah kemanusiaan pun menjadi persoalan utama di negara besar seperti AS. Bahkan, salah satu media AS pun menuliskan bahwa saat ini ada dua virus yang menginfeksi AS, yakni Virus Corona COVID-19 dan juga rasisme.
Mengutip laporan dari mappingpoliceviolence.org, Jumat (29/5/2020), berikut adalah 5 fakta miris mengenai kematian masyarakat kulit hitam di tangan polisi AS:
1. 24% Masyarakat Kulit Hitam Tewas di Tangan Polisi AS
Menurut data tersebut, 24% masyarakat kulit hitam telah meninggal dunia di tangan polisi Amerika Serikat. Satu hal yang membuatnya menjadi lebih miris adalah karena populasi mereka hanya sebanyak 13% di seluruh wilayah AS.
Advertisement
2. Di Tahun 2019, Hanya Ada 27 Hari di Mana Polisi Tidak Membunuh Warga Kulit Hitam
Menurut data tahun 2019, hanya ada 27 hari di antara 365 hari pada seluruh tahun ketika polisi tidak membunuh warga kulit hitam.
Lebih spesifiknya, paling tidak polisi membunuh satu orang dalam satu hari, hingga paling banyak 9 orang dalam satu hari.
3. Warga Kulit Hitam Tiga Kali Lebih Berisiko Alami Kematian di Tangan Polisi
Masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat faktanya tiga kali lebih berisiko mengalami kekerasan hingga kematian di tangan polisi dibandingkan ras lainnya.
Jika dibandingkan, rasio kematian warga kulit hitam adalah 6,6. Sedangkan ras Hispanik 3,8 dan warga kulit putih 2,5.
Advertisement
4. 99% Polisi yang Jadi Pelaku Tidak Diadili
Menurut data dari tahun 2013-2019, 99% polisi yang menjadi pelaku tidak diadili.
Bahkan dari 100 orang, hanya tiga yang didakwa dan satu yang akhirnya dinyatakan bersalah. Sisanya, bebas dari tuduhan.
5. Penyebabnya Bukan Lagi Soal Tindakan Kriminal
Lebih parahnya lagi, ternyata penyebab para polisi melakukan kekerasan yang berujung kematian tersebut ternyata bukan lagi soal tindakan kriminal yang dilakukan oleh korban.
Menurut data dari tahun 2013-2018, kekerasan yang terjadi oleh polisi bahkan tidak selalu terjadi di tempat-tempat dengan tingkat kriminal yang tinggi.
Kekerasan oleh polisi paling banyak terjadi di Oklahoma City, di mana angka kasusnya lebih dari 20 sedangkan angka kasus kriminal biasa hanya kurang dari 10.
Advertisement