Liputan6.com, Jakarta Para ilmuwan di seluruh dunia sedang bekerja keras mencari obat dan vaksin untuk Virus Corona COVID-19. Targetnya tahun depan sudah ada vaksin yang berhasil.
Setidaknya, penelitian di tiga negara sudah menunjukan sinyal positif dalam pencarian vaksin Virus Corona COVID-19. Vaksin mereka sudah memasuki tahap pengujian yang lebih lanjut.
Advertisement
Baca Juga
Ada penelitian vaksin di Inggris yang sudah diuji ke manusia. Penelitian itu berasal dari Universitas Oxford di Inggris.
Pemerintah Inggris juga memberikan anggaran besar untuk pengembangan vaksin Virus Corona.
Perusahaan di China juga terus mencari vaksin. CanSino Biologics telah melakukan tes ke 100 orang dan menghasilkan respons kekebalan.
Berikut penelitian vaksin Virus Corona di 3 negara yang mulai menunjukan harapan potensial:
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
1. Inggris
Sekitar 10,000 orang dewasa dan anak-anak di Inggris disiapkan untuk uji coba vaksin virus corona COVID-19, Oxford University dan AstraZeneca mengumumkan pada 22 Mei 2020, satu hari setelah dua lembaga itu menerima bantuan dana sampai lebih dari 1,2 miliar dolar AS (Rp 17,9 triliun) dari Amerika Serikat.
Sejumlah lembaga di Inggris telah menerima lembar pendaftaran dari 10.260 orang dewasa dan anak-anak untuk memeriksa seberapa baik sistem kekebalan manusia merespon vaksin yang diuji coba. Uji coba ke manusia atau uji klinis itu juga akan mengetahui seberapa aman penggunaan vaksin, kata pihak universitas.
Uji coba tahap pertama telah dimulai sejak 23 April, melibatkan lebih dari 1.000 relawan berusia 18 tahun sampai 55 tahun. Oxford University mengatakan uji coba tahap II dan III akan melibatkan warga berusia 56 tahun dan mereka yang lebih tua serta anak-anak berusia 5-12 tahun.
Advertisement
2. China
Vaksin COVID-19 potensial lain berasal dari CanSino Biologics. Berdasarkan uji awal ke 100 orang, vaksin tersebut aman dan mampu menghasilkan respons kekebalan.
Dalam studinya yang dimuat di jurnal The Lancet, para peneliti menguji Ad5-nCoV pada 108 orang sehat berusia 18 hingga 60 tahun yang tidak pernah terkena COVID-19. Mereka mendapatkan vaksin dosis rendah, menengah, dan tinggi.
Pada 28 hari, hampir semua peserta mengembangkan antibodi yang terikat pada SARS-CoV-2 dan sekitar setengah peserta dalam kelompok dosis rendah dan menengah, serta tiga perempat peserta dalam kelompok dosis tinggi mengembangkan "antibodi netralisir" yang mengikat dan menonaktifkan virus untuk mencegahnya menginfeksi sel.
3. Thailand
Salah satu negara ASEAN ternyata ikut mengembangkan vaksin Virus Corona (COVID-19). Pemerintah Thailand berkata proses pembuatan vaksin sudah sukses pada tikus dan akan berlanjut ke monyet.
Dilansir Asia One, prototipe vaksin mRNA (messenger RNA) Thailand telah diuji ke tikus di Pusat Vaksin Universitas Chulalongkorn. Perdana Menteri Thailand, Jenderal Prayut Chan-o-cha, mendorong agar proses pembuata vaksin dikebut.
Advertisement