Sukses

India Akan Longgarkan Lockdown Corona, Meski Catat Rekor Kasus Harian

India telah mengumumkan rencana untuk melonggarkan kebijakan lockdown, meski negara itu baru saja melaporkan rekor kasus baru harian virus corona akhir pekan ini.

Liputan6.com, Delhi - India telah mengumumkan rencana untuk melonggarkan kebijakan lockdown, meski negara itu baru saja melaporkan rekor kasus baru harian virus corona akhir pekan ini.

Pada Sabtu 30 Mei, India mengonfirmasi kasus harian COVID-19 tertinggi yaitu 7.964, Reuters melaporkan.

Secara total India telah mencatat sekitar 174.500 kasus dan hampir 5.000 kematian, serta berada di urutan ke-9 dunia sebagai negara yang terbanyak mengalami kasus wabah tersebut.

Sementara rasio kematian rendah dibandingkan negara-negara lain yang terdampak wabah lebih berat, para ahli memperingatkan bahwa puncak pandemi belum terjadi, mengingat angka kasus baru juga terus bertambah tinggi dari hari ke hari.

Kendatipun, pemerintah mengumumkan bahwa mulai 8 Juni, hotel, pusat perbelanjaan, dan tempat ibadah akan diizinkan untuk dibuka kembali di banyak area pada tahap pertama pelonggaran dari rencana tiga fase, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (31/5/2020).

Beberapa minggu kemudian, mungkin pada bulan Juli, sekolah dan perguruan tinggi akan melanjutkan pengajaran.

Tetapi area dengan jumlah kasus virus corona yang tinggi akan tetap terkunci rapat.

India menerapkan lockdown sejak dua bulan lalu ketika beban kasus yang dikonfirmasi mencapai ratusan. Data resmi menunjukkan keputusan itu mencegah hilangnya antara 37.000 hingga 78.000 jiwa.

Namun biaya untuk ekonomi telah tinggi dan gambar jutaan pekerja informal meninggalkan kota-kota ke desa-desa mereka setelah kehilangan pekerjaan --dengan beberapa dari mereka berjalan kaki-- mengejutkan negara.

Para pejabat kesehatan mengatakan bahwa mereka dapat lebih lanjut mencabut lockdown di banyak tempat karena sebagian besar kasus telah terbatas pada daerah perkotaan di beberapa negara bagian.

Lebih dari 80% kasus aktif ada di lima negara bagian; Maharashtra, Tamil Nadu, Delhi, Gujarat dan Madhya Pradesh, dan lebih dari 60% kasus ada di lima kota, termasuk Mumbai, Delhi, dan Ahmedabad, menurut data resmi pemerintah India.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Imbauan PM India

Dalam sebuah surat terbuka yang menandai satu tahun jabatan di periode kedua, Perdana Menteri Narendra Modi meminta 1,3 miliar penduduk negaranya itu untuk mengikuti aturan karantina wilayah demi menghentikan penyebaran virus.

Ia mengatakan bahwa ada "perjuangan panjang" di depan untuk melawan pandemi.

"Negeri kita dilingkupi sejumlah permasalahan di tengah populasi yang sangat banyak dan sumber daya yang terbatas," kata Modi. Ia menambahkan bahwa kalangan buruh dan pekerja migran telah "mengalami penderitaan yang luar biasa" akibat pembatasan sosial.

Aktivis HAM dan pihak oposisi pemerintah mengkritik cara Modi dalam menangani pandemi, menuduhnya telah memutuskan pemberlakuan aturan karantina wilayah secara mendadak sehingga membuat masyarakat miskin tertinggal.

Langkah pemerintahan Modi juga memaksa ribuan orang untuk berjalan kaki dalam jarak yang sangat jauh atau berdesakan di bus dan kereta khusus untuk kembali ke kampung halaman mereka.

Lebih dari 100 pekerja migran meninggal dunia, entah karena kecelakaan atau kelaparan selama mereka dalam perjalanan pulang kampung, menurut pejabat Kementerian Dalam Negeri India.