Sukses

Aksi Polisi dan Demonstran Berlutut Meredam Protes Rusuh Kematian George Floyd

Para polisi di New York berlutut di hadapan para demonstran.

Liputan6.com, New York - Di tengah demonstrasi dan kerusuhan di Amerika Serikat, sebuah adegan mengharukan terjadi di New York ketika beberapa petugas polisi berlutut di hadapan para pengunjuk rasa. Gelombang protes yang terjadi di Negeri Paman Sam ini merupakan reaksi atas kematian George Floyd, pria kulit hitam yang tak bisa bernafas karena tercekik lutut polisi saat ditangkap.  

Mengutip CNN, Senin (1/6/2020), Aleeia Abraham merekam video para perwira yang berlutut saat terjadi kerusuhan di Queens menyerukan keadilan bagi George Floyd, yang meninggal ketika ditangkap di Minneapolis serta sebagai protes atas pembunuhan tak masuk akal orang kulit hitam lainnya.

Dalam video itu, para demonstran berlutut dan disusul oleh beberapa petugas yang juga berlutut.

"Aku benar-benar tidak mengharapkan itu," kata Abraham. "Aku belum pernah melihatnya."

Ketika mereka berlutut, seorang pengunjuk rasa mengangkat nama-nama orang kulit hitam lain yang telah meninggal, termasuk Trayvon Martin dan Ahmaud Arbery.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Hal Serupa Muncul di Tempat Lain

Bahkan ketika kota-kota di seluruh AS juga diguncang oleh protes keras selama berhari-hari, pemandangan yang serupa muncul pada akhir pekan. Di Florida, Sabtu, beberapa petugas dari berbagai lembaga berlutut dengan pengunjuk rasa dalam doa di depan Balai Kota Coral Gables.

Di Michigan, Sheriff Genesee County, Chris Swanson berjalan dengan para pengunjuk rasa setelah mereka meneriakkan "berjalan bersama kami!""Ayo, ayo," kata Swanson saat dia dan kerumunan yang bersorak melanjutkan.

"Di mana kamu ingin berjalan? Kami akan berjalan sepanjang malam."

Aksi yang berlangsung di New York berjalan dengan damai dan melibatkan ratusan orang, kata Abraham.

Abraham, yang menjalankan sebuah organisasi bernama The BlaQue Resource Network di Queens, mengatakan dia belum pernah melihat polisi melakukan itu selama bertahun-tahun, atau bahkan di televisi dalam aksi protes lainnya.

"Itu bagus, itu pertanda baik, tapi yang sebenarnya kita cari adalah tindakan," katanya.

"Aku akan lebih terkesan ketika kita tidak diinjak dan ditembak mati. Itulah saat yang aku cari."

Semua petugas tidak berlutut, kata Abraham.

"Saya benar-benar ingin menjadi jelas bahwa itu tidak cukup. Ini awal yang baik, tetapi masih tidak cukup," katanya.