Liputan6.com, Jakarta- Kemarahan warga dengan turun ke jalan berdemonstrasi memprotes kematian pria Afrika-Amerika, George Floyd, saat ditahan polisi meluas di beberapa kota Amerika Serikat. Pria berusia 46 tahun itu meninggal usai merintih tak bisa bernafas karena lehernya tercekik lutut polisi yang menahannya.
Rekaman kejadian pada 25 Mei yang beredar viral menunjukkan seorang perwira polisi kulit putih, Derek Chauvin, meletakkan lututnya di leher Floyd ketika dia terbaring di lantai. Chauvin, yang berusia 44 tahun, sejak itu didakwa dengan pasal pembunuhan.
Peristiwa penting yang menyebabkan kematian George Floyd terjadi hanya dalam 30 menit. Berdasarkan keterangan dari saksi, rekaman video dan pernyataan resmi, kejadian itu dimulai dengan adanya laporan uang palsu senilai $ 20 yang diduga dipakai Floyd membeli sebungkus rokok dari Cup Foods, sebuah toko kelontong, pada 25 Mei.
Advertisement
Protes berujung kerusuhan dengan isu rasial ini bukan yang pertama terjadi di Negeri Paman Sam. Berikut ini deretan protes berujung kerusuhan karena isu rasial di Amerika Serikat yang dirangkum Liputa6.com pada Senin (1/6/2020):
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1965
Kerusuhan rasial pertama kali di AS terjadi pada 1965, menurut berita yang dilansir AFP. Pada 11-17 Agustus 1965, pemeriksaan identitas oleh polisi terhadap dua pria kulit hitam di dalam mobil memicu kerusuhan Watts di Los Angeles. Kejadian tersebut menewaskan 34 orang dan mengakibatkan kerusakan senilai puluhan juta dolar.
Kerusuhan ini dimulai ketika Marquette Frye dan saudara tirinya dihentikan polisi dan dibawa untuk menjawab beberapa pertanyaan. Beberapa ribu orang kulit hitam dikatakan mengelilingi kantor polisi pada saat itu.
Selain itu, terjadi pembakaran dan penjarahan selama satu pekan, lalu setelahnya, lingkungan Watts menjadi hancur.
Â
Advertisement
1967
Kerusuhan selanjutnya adalah yang terjadi pada 12-17 Juli 1967 di Newark, negara bagian New Jersey. Kejadian ini disebabkan dua petugas polisi berkulit putih menangkap dan memukuli seorang pengemudi taksi berkulit hitam karena pelanggaran lalu lintas kecil.
Kerusuhan tersebut terjadi selama lima hari, di tengah panasnya musim panas, para perusuh merusak distrik itu, dan menjatuhkan korban jiwa sebanyak 26 orang serta melukai 1.500 lainnya.
Di tahun yang sama yaitu pada 23-27 Juli 1967, kerusuhan rasial juga pernah terjadi di Detroit, negara bagian Michigan.
43 orang tewas dalam tragedi tersebut, dan melukai lebih dari 2.000 orang. Pada saat itu, kerusuhan ini menyebar ke Illinois, Carolina Utara, Tennessee dan Maryland, seperti dikutip dari VOA Indonesia.
1968 dan 1980
Kerusuhan lainnya yang pernah terjadi adalah pada 4 - 11 April 1968, setelah pembunuhan Martin Luther King Jr di Memphis, Tennessee, kekerasan meletus di 125 kota.
Kerusuhan itu menewaskan menyebabkan setidaknya 46 orang dan 2.600 lainnya cedera. Pada saat itu, Presiden Lyndon B. Johnson di Washington, mengirim Divisi Lintas Udara ke-82 untuk memadamkan kerusuhan.
Gelombang kekerasan di Kota Liberty, Miami pernah terjadi pada 17-20 Mei 1980, yang dipicu dari pembebasan empat petugas polisi kulit putih di Tampa, negara bagian Florida.Â
Kerusuhan ini dikatakan bermula ketika empat petugas polisi berkulit putih itu dituduh memukuli seorang pengendara sepeda motor berkulit hitam hingga tewas pada Desember 1979. Ada 18 orang yang meninggal karena kejadian tersebut, dan melukai lebih dari 300 orang lainnya.
Â
Advertisement
1992 dan 2001
Lalu pada 30 April hingga 1 Mei tahun 1992, kerusuhan juga pernah meletus di Los Angeles. Terjadinya insiden itu dipicu oleh pembebasan empat petugas polisi kulit putih yang difilmkan memukuli seorang pengendara motor hitam, Rodney King. Kerusuhan itu pun menewaskan 59 orang, dan lebih dari 2.300 terluka.
Sedangkan pada 9 April 2001, kerusuhan terjadi di Cincinnati, Ohio, setelah pembunuhan seorang pria kulit hitam berusia 19 tahun, Timothy Thomas, oleh seorang polisi kulit putih. Kejadian tersebut dikatakan sebagai yang terburuk di kota itu dalam lebih dari 30 tahun, di mana 70 orang terluka.
Â
2014-2016
Pada 9 -19 Agustus 2014, aksi demonstrasi dan kerusuhan pernah terjadi selama 10 hari. Hal itu dipicu oleh pembunuhan seorang remaja berkulit hitam yang tidak bersenjata, Michael Brown, oleh seorang perwira kulit putih.
Pada akhir November 2014, polisi tersebut didakwa bersalah sehingga menyebabkan ledakan kemarahan baru.
Setahun setelahnya, yaitu pada 19 April 2015, seorang pria kulit hitam berusia 25 tahun, yaitu Freddie Gray, meninggal seminggu usai menderita cedera tulang belakang yang serius di sebuah van polisi setelah ditangkap oleh petugas Baltimore.
Pada saat itu, penangkapan tersebut beredar dalam bentuk rekaman video dan disiarkan, yang menyebabkan kerusuhan dan penjarahan di Baltimore. Kejadian itu memicu kerusuhan dan keadaan darurat lalu diumumkan, dan pihak berwenang terkait kerusuhan tersebut.
Selanjutnya adalah protes keras yang terjadi pada September 2016, di Charlotte, North Carolina, atas penembakan polisi terhadap Keith Lamont Scott, seorang pria berusia 43 tahun.
Menurut ungkapan polisi, penembakan itu terjadi ketika mereka melihat pria tersebut memegang senjata ketika kendaraannya didekati.
Polisi juga mengklaim melihat Keith menggulung rokok ganja. Namun keluarganya membantah dan mengatakan bahwa Keith tidak bersenjata.
Advertisement