Liputan6.com, San Diego - Sebuah video viral di media sosial yang menunjukan duel antara orang Asia dan warga kulit putih di Amerika Serikat. Diduga, laki-laki Asia itu adalah mahasiswa asal Indonesia.
Pada video berdurasi singkat itu, seorang pria kulit putih tampak memojokan seorang laki-laki Asia. Keduanya lantas terlibat bangku hantam di zebra cross, dan warga kulit putih itu jatuh tersungkur.Â
Advertisement
Baca Juga
Video ini tersebar luas lewat situs WorldStarHipHop pada pekan lalu. Situs itu menyebut laki-laki Asia berambut gondrong itu seperti Bruce Lee.Â
Spekulasi beredar di media sosial mengenai kewarganegaraan laki-laki Asia itu. Ada yang menduga ia orang Filipina dan ada juga yang menyebut dia orang Indonesia.Â
Di Twitter, puluhan ribu orang menggaungkan spekulasi bahwa laki-laki itu adalah "mahasiswa WNI".
Namun, KJRI Los Angeles hingga saat ini belum bisa memastikan apakah sosok "Bruce Lee" itu adalah WNI.Â
"Hasil penelusuran oleh Perwakilan RI di AS, belum dapat dikonfirmasi orang itu WNI atau Indonesian American/diaspora," ujar pihak KJRI Los Angeles kepada Liputan6.com, Selasa (9/6/2020).Â
Pihak KJRI juga mengatakan sedang berkomunikasi dengan komunitas masyarakat Indonesia di wilayah itu untuk melakukan pendalaman dan mencari informasi lebih lanjut. Namun, belum ada verifikasi bahwa laki-laki Asia itu adalah mahasiswa Indonesia.Â
"Berdasarkan informasi yang diterima hingga saat ini, tidak dapat dikonfirmasi bahwa mahasiswa tersebut adalah seorang WNI," ujar pihak KJRI Los Angeles.
Video duel ini beredar di tengah unjuk rasa anti-rasisme usai kematian George Floyd akibat aksi represif polisi. Akibat aksi itu, demo merebak di berbagai kota AS.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Google Tendang Aplikasi Rasis dari Play Store
Google telah menghapus sebuah aplikasi besutan pengembang India dari toko aplikasi Play Store. Aplikasi yang dimaksud bernama Remove Chinese Apps.
Seperti namanya, aplikasi ini menjanjikan kemampuan menghapus aplikasi-aplikasi asal Tiongkok dari smartphone pemiliknya.Â
Mengutip laman The Verge, Google menghapus aplikasi ini karena dianggap melanggar kebijakan Google. Dalam kebijakan Deceptive Behavior, Google melarang ada software mendorong atau menyesatkan pengguna untuk "menghapus atau menonaktifkan aplikasi pihak ketiga."
Sekadar informasi, 'aplikasi rasis' penghapus aplikasi-aplikasi Tiongkok ini muncul saat ada sengketa di perbatasan Himalaya yang mendorong sentimen anti-Cina di India.
Tech Crunch mencatat, siatuasi ini juga menyebabkan beberapa selebritas India menyerukan ke penggemar mereka untuk menghapus aplikasi yang dikembangkan oleh pengembang asal Tiongkok.
Salah satu contohnya adalah seruan menghapus aplikasi TikTok dari smartphone para pengguna.
Advertisement