Liputan6.com, Jakarta - Warga Selandia Baru berkumpul di restoran-restoran dan kafe-kafe untuk merayakan berakhirnya secara resmi masa karantina yang panjang terkait wabah Virus Corona COVID-19. Selandia Baru kini sudah mencatatkan nol kasus baru COVID-19.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pun menurunkan sistem lockdown tingkat terendahnya yang menghapus semua restriksi terkait virus terhadap pertemuan umum, termasuk di antaranya olahraga dan acara pernikahan, sambil mempertahankan perbatasan tetap tertutup bagi perjalanan internasional.
Johns Hopkins University menyebutkan bahwa tercatat ada total 1.504 kasus Virus Corona yang terkonfirmasi di Selandia Baru, dengan 22 kematian di antara 5 juta warganya.
Advertisement
Di hari yang sama, yaitu pada Selasa 9 Juni, Antartica New Zealand, badan pemerintah yang bertanggung jawab melakukan riset lingkungan hidup di kawasan itu, menyatakan akan mengurangi kunjungan riset ke markasnya di Antartika untuk mencegah penyebaran Corona COVID-19 di luar negara itu meskipun aktivitas kehidupan sehari-hari telah kembali normal.Â
Penelitian yang dilakukan oleh Imperial College London, menyatakan bahwa lockdown dan penutupan bisnis yang tidak esensial dan juga sekolah-sekolah mungkin telah menyelamatkan sekitar 3 juta orang di 11 negara yaitu Austria, Belgia, Inggris, Denmark, Perancis, Jerman, Italia, Norwegia, Spanyol, Swedia dan Swiss, semikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (10/6/2020).
Saksikan Video Berikut Ini:
Situasi di Beberapa Negara
Pemberlakuan lockdown di China, Prancis, Iran, Italia, Korea Selatan dan AS mencegah penularan ke sekitar 530 juta orang lainnya, menurut kesimpulan dari suatu studi terpisah di AS.
Pada Senin 8 Juni 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan meskipun situasi Virus Corona COVID-19 membaik di Eropa, situasi di beberapa bagian lain dunia memburuk.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan. "Lebih dari 100 ribu kasus telah dilaporkan di sembilan dari 10 hari terakhir. Kemarin, lebih dari 136 ribu kasus dilaporkan, jumlah terbanyak dalam satu hari sejauh ini."
Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menambahkan 75 persen kasus baru ditemukan di 10 negara, kebanyakan di Amerika Latin dan di Asia Selatan.
Advertisement