Liputan6.com, Jakarta - Bagi banyak traveler atau orang yang tengah bepergian keluar negeri, mungkin ketakutan terbesar selain melewati pos pemeriksaan di bandara adalah jet lag.
Bagaimana tidak. Jet lag bisa menggangu kita saat aktivitas. Saat siang jadi malam dan malam menjadi siang.
Setelah tiba di tempat tujuan, tiba-tiba Anda mengantuk dan tenaga terkuras. Ketidakmampuan untuk melakukan sinkronisasi dengan waktu lokal selama berhari-hari hanya akan memperpanjang ketidaknyamanan.
Advertisement
Baca Juga
CNN melaporkan ada penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di University of Maryland yang diterbitkan dalam jurnal, menggunakan model matematika untuk menjelaskan mengapa jet lag setelah perjalanan ke kawasan barat tak lebih parah dibandingkan dari perjalanan ke negara timur (lebih tepatnya negara dengan titik geografis paling timur).
Jet lag, menurut artikel tersebut, merupakan gangguan pada jam sirkadian otak, yang memungkinkan organisme untuk mengoordinasikan fungsi biologis (seperti tidur) dengan lingkungan karena bergeser dari siang ke malam (atau selama 24 jam).
Sel-sel di hipotalamus yang dikenal sebagai sel alat pacu jantung menjaga tubuh kita dalam ritme.
Tetapi ketika kita bergerak cepat di berbagai zona waktu, sel-sel tidak dapat dengan cepat membentuk ritme baru, jadi kita merasa pusing dan kehabisan tenaga sementara sel bekerja untuk mengejar ketinggalan.
Melakukan perjalanan ke negara darah timur, di mana waktunya lebih awal ketimbang waktu di negara barat, dapat membuat sel pacu jantung bekerja lebih berat.
Hal ini disebabkan oleh tubuh yang mudah menyesuaikan diri dengan situasi serta memperlama hari ketimbang mempercepat hari. Ternyata, kegiatan menunda waktu tidur beberapa jam lebih mudah daripada memaksakan untuk tidur lebih cepat.
Simak video pilihan berikut:
Butuh 4 Hari Untuk Pulih
Saat seseorang melakukan perjalanan ke kawasan timur dengan melintasi sembilan zona waktu, bukannya menyesuaikan dengan kondisi 9 jam ke depan, jam otak malah kembali 15 jam ke belakang. Oleh karenanya, memulai aktivitas di awal hari inilah yang membuat jet lag sungguh berat.
Butuh empat hari bagi seseorang yang berada dalam kondisi ini untuk pulih setelah mengalami jet lag akibat perjalanan ke timur dengan melintasi tiga zona waktu. Sebaliknya hanya butuh tiga hari untuk pulih jika melakukan perjalanan ke barat dengan melintasi jumlah zona waktu yang sama.
Lalu, apa penyebab orang yang mengalami jet lag lebih berat ketimbang lainnya setelah melakukan perjalanan yang sama?
"Beberapa orang mungkin memiliki ritme sirkadian alami dengan jangka waktu 24,5 jam, sementara yang lain mungkin memiliki ritme alami yang lebih panjang maupun lebih pendek," jelas Michelle Girvan, salah satu peneliti.
Advertisement