Sukses

11-6-1989: China Beri Surat Peringatan Bagi Pembangkang yang Berlindung di Kedubes AS

Salah satu pembangkang asal China bersembunyi di Kedutaan Besar Tiongkok.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah Protes Lapangan Tiananmen (Pembantaian Lapangan Tiananmen) terjadi pada 4 Juni, China mengeluarkan surat perintah untuk seorang pembangkang China terkemuka yang mengungsi di kedutaan besar AS di Beijing. 

Kebuntuan diplomatik tersebut berlangsung selama satu tahun, dan penolakan Amerika Serikat untuk menyerahkan pembangkang kepada pejabat China adalah bukti lebih lanjut dari ketidaksetujuan Amerika terhadap tindakan keras China terhadap pengunjuk rasa politik. Demikian seperti dikutip dari laman history.com, Rabu (10/6/2020). 

Pada April dan Mei 1989, ratusan ribu pengunjuk rasa berkumpul di Beijing untuk menyerukan demokrasi politik yang lebih besar di China komunis. 

Pada tanggal 4 Juni, tentara dan polisi Tiongkok menyerbu pusat kegiatan protes, yakni Lapangan Tiananmen hingga menewaskan ratusan orang dan menangkap ribuan orang. 

Pemerintah China menggunakan tindakan keras ini sebagai dalih untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Fang Lizhi, seorang ahli astrofisika yang dihormati secara internasional dan pembangkang terkemuka Tiongkok. Meskipun Fang tidak berpartisipasi dalam protes Lapangan Tiananmen, ia telah secara konsisten mendukung demokrasi politik yang lebih besar dan terus-menerus mengkritik kebijakan pemerintah. Pada bulan Februari 1989, lebih dari seratus personel keamanan Tiongkok secara paksa mencegah Fang untuk bertemu dengan Presiden George Bush yang saat itu sedang berkunjung.

Dalam surat perintah penangkapan Juni, Fang dan istrinya, Li Shuxian, didakwa "melakukan kejahatan propaganda kontra-revolusioner dan hasutan." 

Fang dan Li segera berlindung di kedutaan AS. Pejabat China menuntut agar pemerintah Amerika menyerahkan pasangan itu, tetapi AS bersikeras untuk menolak. 

 

2 dari 2 halaman

Keluar dari Kedubes AS

Hampir tepat satu tahun kemudian, Fang dan Li diberi jalan keluar secara cuma-cuma dari tempat itu dan mereka meninggalkan kedutaan AS untuk pertama kalinya sejak Juni 1989.

Tindakan itu merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh pemerintah China untuk memperbaiki beberapa kerusakan dalam hubungan internasional. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki reputasinya setelah insiden Lapangan Tiananmen.

Selain Fang dan Li, ratusan tahanan politik lainnya juga dibebaskan. Fang dan Li kemudian melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dan menetap di sana.

Peristiwa tersebut mengindikasikan bahwa perasaan tentang apa yang terjadi di Lapangan Tiananmen memuncak, baik bagi Amerika Serikat dan China.

Bagi Amerika, serangan brutal terhadap para pemrotes memukul mundur sebagian besar orang dan membuat Kongres menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap pemerintah China. Di Tiongkok, penolakan untuk menyerahkan Fang dan kritik AS terhadap apa yang oleh pemerintah China dianggap sebagai masalah internal semata menghasilkan sejumlah besar kebencian.

Masalah hak asasi manusia di Tiongkok terus menjadi masalah utama dalam hubungan antara AS dan China sepanjang 1990-an dan ke abad ke-21.