Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, sempat viral sebuah foto yang menunjukkan adanya gambaran atau lukisan perbudakan Indonesia oleh Belanda di sebuah kereta emas.
Bernama Gouden Koets, nama kereta tersebut memiliki arti kereta emas.
Advertisement
Secara lebih spesifik, gambar yang terdapat dalam kereta tersebut seakan menceritakan masa kejayaan pemerintah Belanda di zaman kolonial, termasuk ketika mereka melakukan penjajahan di Indonesia.
Tak lama, sebuah petisi yang dapat diakses melalui goudenkoetsinmuseum.petities.nl pun muncul. Di dalamnya, petisi tersebut melalui akun @petities menuntut agar kereta legendaris tersebut dimuseumkan.
"De Gouden Koets milik museum perbudakan," demikian tertulis oleh akun @petitie, Selasa (9/6/2020).
https://t.co/GM7OVWAj2b nieuwe #petitie “De Gouden Koets hoort in een slavernijmuseum thuis”
— petities (@petities) June 8, 2020
Petisi ini diajukan ke Kerajaan Belanda, dan akan terus berjalan hingga 8 Juni 2021.
Tentang Gouden Koets
Secara lebih lanjut, seorang WNI yang tinggal di Belanda pun turut menjelaskan tentang sejarah singkat mengenai kereta ini.
Lorraine Riva, melalui akun Twitternya @yoyen menuliskan bahwa kereta emas ini merupakan suatu hadiah dari penduduk Amsterdam untuk Ratu Wilhelmina ketika ia naik tahta pada tahun 1898.
"Mereka patungan uang, terkumpul dana dan akhirnya kasih order ini ke firma Spijker. Kereta ini dibuat di Amsterdam," tulis Riva.
Walaupun Wilhelmina sempat menolak hadiah tersebut, namun akhirnya ia menerimanya juga.
Adapun beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh kereta tersebut adalah desain atap kereta yang tinggi, supaya ratu bisa berdiri di dalam kereta. Selain itu, ukuran kereta juga tidak bisa terlalu besar mengingat jalanan atau gang-gang di pusat kota-kota Belanda sangatlah sempit.
Jika membahas masalah gambar atau lukisan yang terdapat di badan kereta, desainnya mengacu pada gaya Renaissance dan kejayaan di Masa Keemasan (Gouden Eeuw/Golden Age).
"Ada 4 panel gambar ya di Gouden Koest ini, yang buat pelukis dekor Nicolaas van der Waay. Tiap panel gambarnya bercerita tentang 4 hal: masa depan, masa lalu, penghormatan ke/dari daerah koloni, penghormatan ke/dari Belanda," tulis Riva lagi di akun Twitternya.
Dari keempat anel tersebut, salah satu panel yang ramai diperbincangkan adalah panel Hulde der Koloniëen. Panel yang memiliki dua arti yakni penghormatan ke dan dari koloni. Dalam gambar panel tersebut, masing-masingnya memiliki berbagai simbol dan arti.
Berhubung gw tinggal di Belanda, gw suka sejarah dan seni, plus gw tahu sedikit info tentang Gouden Koets, gw cerita dikit ya info tentang ini. pic.twitter.com/n7ZQm7p9TH
— Lorraine Riva (@yoyen) June 8, 2020
Advertisement