Liputan6.com, London - Sesaat sebelum pukul 01.00 pagi dini hari pada 14 Juni 2017, api melalap menara Grenfell 24 lantai di London Barat. Total 72 orang tewas, puluhan terluka dan ratusan lainnya kehilangan tempat tinggal dalam kebakaran paling mematikan di Inggris dalam lebih dari satu abad.
Sumber api berasal dari lemari es merek Hotpoint di apartemen lantai empat. Nyala api merambat dari dapur dan naik ke sisi luar gedung, yang dipenuhi 300 penduduk berpenghasilan rendah. Dari sana, nyala api bergerak cepat, melanda sisi lain bangunan.
Advertisement
Pemadam kebakaran segera tiba, tetapi api dengan cepat mencapai lantai atas. Pada jam 2 pagi, kebakaran dinyatakan sebagai "insiden besar", demikian seperti dikutip dari History.com, Minggu (14/6/2020).
Karena penduduk mengikuti kebijakan penanganan kebakaran "tetap di tempat" (stay-put) yang diterapkan di Grenfell, korban tewas melonjak. Para korban yang tidak menaruh curiga telah dituntun untuk percaya bahwa bangunan mereka dirancang untuk menampung api di dalam apartemen sampai bisa padam. Jadi, bahkan ketika asap memenuhi tangga sempit gedung itu, banyak penduduk memperhatikan instruksi untuk tinggal di apartemen mereka, sementara yang lain pindah ke lantai yang lebih tinggi, percaya bahwa api akan tertahan di bawah mereka.
Beberapa orang mengabaikan kebijakan itu dan tetap mengevakuasi diri dari apartemen Grenfell itu. Ketika kobaran api menyebar di sekitar sisi bangunan, akhirnya api itu menyebar ke beberapa apartemen. Pada pukul 02.47 para pejabat gedung meninggalkan kebijakan stay-put, memberi tahu penduduk untuk mengevakuasi diri dan pergi jika memungkinkan.
Tetapi bagi banyak orang, pengumuman itu sudah terlambat.
Â
Simak video pilihan berikut:
Api Melalap Menara
Pada 04:30, api benar-benar menelan menara. Sekitar 200 petugas pemadam kebakaran dan 40 mobil pemadam merespon, tetapi api membutuhkan waktu lebih dari 24 jam untuk akhirnya padam.
Ketika petugas penyelamat menjalani pemulihan yang mengerikan atas jasad korban, dan penghitungan kematian masih dihitung, warga London marah atas apa yang mereka sebut, tanggapan "enteng" Perdana Menteri Theresa May terhadap tragedi yang diprotes, menuntut lebih banyak bantuan bagi para korban yang selamat. Orang-orang mengkritik bahwa May telah bertemu dengan petugas pemadam kebakaran lebih dulu ketimbangpara korban. Untuk memadamkan rasa frustrasi yang meningkat, pemerintah Inggris berjanji untuk mengalokasikan lebih banyak uang untuk mendukung dan memasukkan mereka ke perumahan baru secepat mungkin.
Bagi banyak orang, itu tidak cukup, terutama mereka yang melihat tragedi itu benar-benar dapat dihindari. Dokumen-dokumen yang diperoleh BBC mengungkapkan dinding pada bangunan itu sangat mudah terbakar, dan bahwa dewan yang mengawasi bangunan itu memilihnya untuk menghemat uang untuk perbaikan. (Mereka menghemat £ 293.000).
Bangunan serupa kemudian diuji dan gagal juga. Sebuah penyelidikan umum dilakukan, dan beberapa waktu kemudian, pejabat yang bertanggung jawab untuk mengelola menara Grenfell mengundurkan diri .
Sebuah investigasi BBC juga menemukan bahwa pemadam kebakaran bahkan tidak benar dilatih atau dilengkapi untuk melawan kobaran api. Tantangan seperti tekanan air rendah dan masalah radio menghambat upaya mereka, sementara peralatan --seperti tangga tinggi-- kurang atau belum tiba sebelum kebakaran.
Satu tahun kemudian, sisa-sisa menara itu diterangi untuk menandai hari jadi bencana.
Advertisement