Sukses

Jerman dan Jepang Segera Luncurkan Aplikasi Pelacakan Kontak Pasien Corona COVID-19

Jerman dan Jepang akan meluncurkan aplikasi pelacakan kontak pasien Virus Corona pada pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta- Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn mengatakan, aplikasi smartphone negaranya untuk melacak infeksi Virus Corona COVID-19 siap diluncurkan pekan ini.

Dikutip dari Channel News Asia, Senin (15/6/2020), pemerintah mengatakan aplikasi itu akan menjadi alat penting untuk membantu menghindari gelombang kedua infeksi Virus Corona, setelah penundaan untuk memastikan teknologi bluetooth akan bekerja pada jarak yang benar.

Menkes Jens Spahn mengatakan kepada stasiun televisi ARD bahwa aplikasi "Itu akan datang pekan ini," tetapi dia menolak mengonfirmasi laporan media Jerman bahwa aplikasi akan diluncurkan pada Selasa 16 Juni.

Deutsche Telekom dan perusahaan perangkat lunak SAP terlibat dalam pembuatan aplikasi tersebut, yang menggunakan radio jarak pendek bluetooth untuk mendeteksi dan menghubungi orang yang berisiko terinfeksi Virus Corona dan tidak bergantung pada database terpusat. Pada pekan lalu, Italia juga meluncurkan aplikasi serupa. 

Selain Italia dan Jerman, Jepang juga akan meluncurkan aplikasi telepon pintar berbasis teknologi dari Apple Inc dan Google Alphabet Inc pada pekan depan untuk membantu mengurangi penyebaran Virus Corona.

Dilansir dari VOA Indonesia, Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan pada Jumat 12 Juni, bahwa aplikasi tersebut akan dapat melacak orang-orang yang melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi dalam 14 hari terakhir.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Peringatan Perjalanan di Jerman

Setelah pengendalian perbatasan Eropa dilonggarkan pada Senin (15/6/2020), Menkes Jens Spahn juga mendesak orang-orang yang ingin berlibur untuk berhati-hati dan bertanya pada diri sendiri apakah perjalanan mereka diperlukan, seperti dikutip dari Channel News Asia. 

Pada Senin (15/6), Jerman mencabut peringatan perjalanan untuk negara-negara Uni Eropa dan Inggris, dan akan menggantinya dengan saran perjalanan khusus untuk masing-masing negara dan wilayah.

Menkes Jens Spahn mengatakan, "Kami membutuhkan keseimbangan yang tepat." Selain itu, ia juga menambahkan bahwa wabah baru-baru ini terjadi di Jerman setelah pertemuan massal dan layanan gereja yang menyebabkan penyebaran Virus dengan cepat.

Pada pertengahan Maret, berkat dilakukannya pengujian skala besar, sistem kesehatan yang kuat dan tindakan lockdown, Jerman telah mendapatkan jumlah kematian dari Corona COVID-19 yang relatif rendah dibandingkan dengan negara lain.