Sukses

5 Fakta Kasus Rayshard Brooks, Pria Kulit Hitam yang Tewas di Tangan Polisi Setelah George Floyd

Rayshard Brooks merupakan pria kulit hitam yang tewas di tangan polisi AS setelah George Floyd.

Liputan6.com, Atlanta - Kematian Rayshard Brooks seakan menjadi pemantik usai kasus George Floyd. 

Pasalnya, ia juga merupakan pria kulit hitam yang tewas di tangan polisi AS. Bahkan, insiden kematiannya terjadi tak lama setelah kasus George Floyd terjadi. 

Demonstrasi akan kematian Floyd yang belum sepenuhnya usai pun kembali membara, terlebih setelah kejadian ini.

Berikut adalah 5 fakta soal kasus kematian Rayshard Brooks yang juga memancing aksi demonstrasi di Amerika Serikat, dikutip dari beragam sumber, Selasa (16/6/2020):

2 dari 6 halaman

1. Tertidur di Jalur Drive-Thru Restoran Cepat Saji

Polisi datang ke sebuah restoran cepat saji setelah pegawainya melaporkan bahwa ada pria yang tertidur di mobilnya, di jalur drive-thru.

Biro Investigasi Georgia mengatakan para petugas dipanggil ke restoran tersebut sekitar pukul 22.33 waktu setempat pada 12 Juni.

Brooks tertidur di mobilnya, yang menghalangi pelanggan mengakses jalur tersebut.

Devin Brosnan adalah petugas pertama di tempat kejadian. Stempel waktu dari bodycam-nya menunjukkan ia tiba pada 22:41.

Dalam cuplikan video, Brosnan mendekati mobil Brooks dan mengetuk jendela beberapa kali sebelum membuka pintu.

 

3 dari 6 halaman

2. Pemeriksaan Sempat Berlangsung Damai

Brosnan memeriksa lisensi dan beberapa menit kemudian, menggunakan radionya untuk meminta bantuan dari petugas lain. Petugas lain bernama Garrett Rolfe pun tiba pukul 22:56.

Rolfe kemudian menginterogasi Brooks, menanyakan apa yang terjadi malam itu. Brooks mengatakan dia diturunkan oleh seorang teman di mobil lain, tetapi Rolfe tampaknya tidak yakin dengan pernyataannya.

Pada saat itu, petugas memeriksa apakah Brooks bersenjata dan memintanya melakukan tes ketenangan.

Selama tes dilakukan, yang dimulai tepat setelah pukul 23:00 dan berlangsung sekitar tujuh menit, Brooks tampak santai dan patuh.

Sebagai bagian dari tes, Brooks diminta untuk menggunakan breathalyser. Ketika mereka menunggu hasil, Brooks mengatakan dia minum pada hari ulang tahun putrinya.

"Saya pikir Anda terlalu banyak minum saat hendak mengendarai mobil," kata Rolfe kepada Brooks ketika tes napas selesai. "Letakkan tanganmu di belakang.

4 dari 6 halaman

3. Kejar-Kejaran Sebelum Penangkapan

Ketika Rolfe berusaha untuk memborgol Brooks, sebuah perselisihan pun terjadi. Pukul 23.23, kamera tubuh yang dikenakan oleh Brosnan dan Rolfe jatuh ke lantai.

Dashcam dari salah satu kendaraan petugas dan beberapa pengamat mendokumentasikan apa yang terjadi selanjutnya.

Para petugas menggulingkan Brooks ke lantai, sambil berteriak "hentikan pertempuran" dan "lepaskan Taser" (jenis senjata).

Brooks berhasil lolos dari tangkapan.

Kemudian, Brooks berbalik dan berlari, mencengkeram Taser dengan satu tangan.

Setelah itu, tiga tembakan terdengar secara bersamaan pada video yang diambil oleh dashcam selama upaya kejar-kejaran terjadi. 

5 dari 6 halaman

4. Pelaku Dipecat

Garrett Rolfe, petugas yang diduga menembak Brooks, telah dipecat, menurut keterangan dari juru bicara kepolisian Carlos Campos yang dikonfirmasi pada Sabtu malam. Sedangkan perwira lain yang terlibat, Devin Bronsan, yang bekerja sejak September 2018, telah ditempatkan pada tugas administrasi.

6 dari 6 halaman

5. Picu Aksi Demonstrasi Muncul

Sejumlah televisi lokal menunjukkan restoran tersebut telah terbakar selama lebih dari 45 menit sebelum petugas pemadam kebakaran tiba untuk memadamkan api, dan dilindungi oleh barisan petugas polisi.

Pada saat itu bangunan restoran seketika menjadi puing-puing yang hangus.

Sementara sejumlah peserta demo berada di lokasi, demonstran lain berbaris ke Interstate-75, menghentikan lalu lintas, sebelum polisi menggunakan barisan mobil patroli untuk menahan mereka.