Sukses

Setelah Kontroversi, Wikipedia Tulis Taiwan sebagai Negara

Wikipedia menuliskan Taiwan sebagai negara. Sebelumnya, status Negeri Formosa menjadi perdebatan di ensiklopedia digital itu.

Liputan6.com, Taipei - Taiwan akhirnya disebut negara (country) oleh Wikipedia. Sebelumnya, istilah yang dipakai adalah "state". 

Dilaporkan Taiwan News, Selasa (16/6/2020), para editor di artikel Taiwan mencapai konsensus bahwa istilah country lebih tepat digunakan di Wikipedia. 

Pertimbangan para editor adalah istilah mana yang paling umum dan paling tepat.  Editor yang pro istilah state berargumen bahwa kebanyakan negara tidak mengakui kedaulatan Taiwan.

Sementara, editor yang pro-country menyebut Taiwan sudah punya militer, paspor, mata uang hingga konstitusi sendiri. Pertimbangan lain adalah mayoritas media menyebut Taiwan sebagai country.

Jika melihat bagian edit di artikel Taiwan, para editor mulai memakai istilah country sejak awal bulan ini.

Wikipedia merupakan ensiklopedia digital yang mengandalkan komunitas untuk menulis atau merevisi informasi terbaru. Oleh karena publik bisa mengedit artikel, istilah "perang edit" pun muncul jika editor tak sepakat.

Kualitas Wikipedia di tiap bahasa sebenarnya beda. Pada artikel berbahasa Inggris, artikel mengenai topik berpengaruh akan mendapat proteksi, sehingga tak bisa sembarang orang mengedit. 

Tahun lalu, "perang edit" sempat muncul di artikel Taiwan. Konsensus editor di artikel Taiwan akhirnya memutuskan menggunakan istilah country untuk Taiwan.

Artikel Taiwan juga telah mendapatkan status semi-proteksi. Ini menghalangi sembaran orang untuk mengedit, kecuali orang itu sudah aktif di Wikipedia.

China masih menganggap Taiwan sebagai bagian dari negaranya lewat prinsip One Country, Two Systems. Namun, pemerintah berkuasa di Taiwan menolak prinsip itu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

China Kirim Pesawat Perang Usai Taiwan Lepaskan 2 Rudal ke Lepas Pantai

Sebelumnya, Negeri Formosa jadi sorotan karena sebuah pesawat perang milik China dilaporkan mendekati Taiwan pada Jumat, 12 Juni 2020. Tepat sehari setelah pulau itu melepaskan dua rudal di lepas pantai di tengah meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan.

Dikutip dari laman South China Morning Post, pesawat jenis PLA Yun-8 melintasi garis tengah di selat Taiwan dan melintasi batas wilayah udara tidak resmi antara kedua pihak.

Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan, pihaknya merespons dengan menerbangkan jet tempur miliknya. 

"Kami mendeteksi pesawat Komunis China Yun-8 yang terbang ke Taiwan pagi ini dan segera mengirim jet tempur kami untuk membayangi dan membubarkannya melalui peringatan radio," kata kementerian itu.

Menggambarkan situasi sebagai "normal", kementerian mengatakan bahwa pihaknya memiliki pengawasan penuh dan kendali atas semua kegiatan di laut dan udara yang mengelilingi Taiwan.

Serangan itu terjadi setelah Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan, Taiwan melakukan uji coba menembakkan dua rudal ke daerah timur Taitung dan pangkalan militer Jiupeng di daerah selatan Pingtung, Kamis malam.

Peluncuran ini adalah bagian dari program pengembangan rudal di pulau yang diperintah sendiri untuk meningkatkan pertahanan terhadap daratan China.

Rudal lain akan diuji dalam beberapa hari mendatang, menurut Badan Perikanan Taiwan yang memberi tahu publik tentang tanggal dan lokasi uji untuk memperingatkan para nelayan yang beroperasi di dekat daerah itu.

Ketegangan atas Selat Taiwan meningkat karena China daratan, Amerika Serikat, dan Taiwan telah meningkatkan penempatan militer.

Kementerian Pertahanan Taiwan menolak mengatakan jenis rudal yang diuji pada Kamis malam.

Itu tidak akan mengkonfirmasi atau menyangkal bahwa akan ada lebih banyak tes antara Jumat dan Selasa karena badan info perikanan telah dipublikasikan.

Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan, yang mengembangkan rudal juga menolak menyebutkan nama rudal itu, dengan mengatakan uji coba tersebut sejalan dengan rencana kementerian pertahanan untuk mengembangkan senjata di pulau itu sendiri.

Wang Ting-yu, seorang legislator dari Partai Progresif Demokratik yang duduk di komite pertahanan dan hubungan luar negeri legislatif, mengatakan bahwa rudal yang ditembakkan dari Jiupeng adalah Tien Kung-3 (Sky Bow-3) yang berjarak 200km dari permukaan ke rudal udara dirancang untuk mencegat peluru kendali yang datang dari daratan China.

Rudal Tien Kung-2 yang menjadi sasarannya ditembakkan dari Taitung, katanya.

"The Tien Kung-3 berhasil mencapai target selama tes," katanya dalam posting Facebook-nya pada hari Jumat.

Â