Sukses

Masuki Masa New Normal, Ikuti 3 Panduan Ini Agar Tetap Aman Beraktivitas Setiap Hari

Dalam memasuki masa transisi atau "new normal" di tengah pandemi Virus Corona COVID-19, protokol kesehatan masih tetap harus dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Aturan pembatasan akibat pandemi Virus Corona COVID-19 kian dilonggarkan. Banyak negara telah memasuki masa transisi atau yang disebut dengan "new normal".

Mungkin ini terasa seolah-olah krisis Virus Corona COVID-19 sudah berakhir, namun ternyata masih belum. Virus masih ada di luar sana.

Tetapi beberapa hal telah berubah. 

Aturan penguncian berakhir karena kasus rendah atau turun di beberapa daerah atau karena para pemimpin negara telah memutuskan untuk terus maju meskipun ada risiko. Pengujian telah meningkat sehingga dapat memberi lebih banyak indikator kesehatan bagi masyarakat. Ditambah lagi kita tahu lebih banyak tentang bagaimana virus ini berperilaku dan kegiatan apa yang dapat menimbulkan risiko tertinggi.

Kehidupan harus segera pulih. Para ahli kesehatan masyarakat mulai merangkul pendekatan “pengurangan dampak buruk” guna memberi orang-orang alternatif dari aturan karantina yang ketat. 

Tidak ada yang tahu persis apa yang akan terjadi ketika kegiatan kembali normal seperti semula. Skenario yang paling mungkin adalah bahwa kasus virus akan terus melonjak dan jatuh di seluruh dunia dalam waktu dekat.

“Sulit membayangkan bagaimana kita akan menghindari lonjakan infeksi lain, itulah sebabnya pendekatan pengurangan dampak buruk yang menjauhkan orang dari situasi risiko yang lebih tinggi begitu penting,” kata seorang ahli epidemiologi penyakit menular dan asisten profesor di departemen kedokteran populasi di Sekolah Kedokteran Harvard. 

Mengutip Channel News Asia, Kamis (18/6/2020), berikut adalah tiga cara yang bisa diterapkan dalam masa transisi atau "new normal":

 

2 dari 4 halaman

1. Cek Situasi di Sekitar Anda

Untuk mengukur risiko Anda berhubungan dengan orang yang terinfeksi, perhatikan dua indikator penting COVID-19 di wilayah Anda yakni presentase tes yang positif, dan tren dalam tingkat kasus secara keseluruhan.

Mulailah dengan mempelajari persentase tes COVID-19 positif di negara Anda, yang memberi tahu Anda jika pengujian dan penelusuran kontak menemukan kasus yang ringan dan tanpa gejala. Ketika tingkat tes positif tetap berada di angka 5 persen atau lebih rendah selama dua minggu, itu menunjukkan ada pengujian yang memadai di negara Anda untuk mendapatkan penularan virus di bawah kontrol, dan Anda cenderung untuk berpapasan dengan virus. Semakin dekat angkanya menjadi 2 persen, semakin baik.

"Itu tidak berarti Anda memiliki kebebasan total," kata Erin Bromage, seorang ahli imunologi komparatif dan profesor biologi di University of Massachusetts, Dartmouth. 

"Itu berarti ada cukup banyak pengujian yang terjadi di sana sehingga Anda dapat merasa yakin bahwa interaksi Anda dalam masyarakat akan berisiko jauh lebih rendah."

Jika persentase tes positif mulai meningkat, Anda harus lebih berhati-hati.

Untuk mengetahui apakah negara bagian Anda memenuhi kriteria pengujian, kunjungi situs web departemen kesehatan negara bagian Anda. Atau Anda dapat menggunakan bagan ini dari Universitas Johns Hopkins. Situs web ini memungkinkan Anda untuk melihat tingkat tes positif berdasarkan wilayah.

Selanjutnya, gunakan peta kasus untuk tetap mengetahui tren COVID-19 di wilayah Anda. Ketika jumlah keseluruhan kasus rendah atau turun, Anda bisa merasa lebih aman, tetapi Anda masih harus waspada. 

3 dari 4 halaman

2. Batasi Kontak dengan Orang Lain

Kondisi paling aman untuk saat ini adalah dengan anggota rumah tangga Anda, tetapi jika Anda ingin mulai kembali bertemu dengan keluarga besar atau teman, jaga agar jumlah kontak dekat serendah dan sekonsisten mungkin. 

Ini juga berlaku bagi Anda yang segera kembali bekerja di kantor atau lapangan. Usahakan untuk melakukan kontak seminimal mungkin dengan banyak orang.

Di saat yang sama, protokol kesehatan tentu masih harus dipatuhi seperti mengenakan masker dan mencuci tangan sesering mungkin.

4 dari 4 halaman

3. Perhitungkan Potensi Paparan

Memang terdengar lebih rumit, namun tentu Anda akan berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir risiko, bukan?

Anda harus memilih kegiatan yang paling penting bagi Anda (seperti melihat orang tua yang sudah lanjut usia) dan melewatkan hal-hal yang mungkin kurang penting (pesta atau kegiatan hiburan).

Pikirkan bahwa pengelolaan risiko virus sama seperti ketika Anda sedang diet. Saat diet, Anda tentu memperhitungkan kalori dan dampak ke depannya, bukan?