Sukses

Penembakan Tewaskan 1 Polisi Pengatur Lalu Lintas Selandia Baru, 2 Tersangka Ditangkap

Sebuah insiden penembakan terjadi di Selandia Baru hingga menewaskan seorang polisi dan melukai satu lainnya.

Liputan6.com, Auckland- Sebuah aksi penembakan terjadi di Selandia Baru, melibatkan dua petugas kepolisian yang tengah melakukan pemeriksaan lalu lintas rutin. Akibatnya, satu orang polisi meninggal dunia dan seorang lainnya menderita luka parah.

Melansir BBC, Jumat (19/6/2020), sesaat setelah insiden terjadi di Auckland, Selandia Baru, para pelaku melarikan diri dari tempat kejadian menggunakan sebuah kendaraan.

Empat jam setelah kejadian, petugas kepolisian pun berhasil menangkap dua pria terduga pelaku penembakan di sebuah rumah.

Para petugas kepolisian di negara tersebut memang tidak terbiasa untuk membawa senjata ketika bertugas. Aturan ini ditetapkan juga karena mengingat jarangnya kejadian penembakan terhadap polisi ketika bertugas.

Menurut polisi, kejadian serupa yang terakhir adalah pada bulan Mei 2009, ketika seorang polisi senior ditembak di sebuah rumah di Napier saat melaksanakan surat perintah penggeledahan rutin.

Komisaris Polisi Andrew Coster membenarkan bahwa para petugas tidak bersenjata pada saat itu.

"Pada tahap ini tidak ada yang menunjukkan bahwa pekerjaan ini akan menjadi sesuatu yang luar biasa," katanya.

"Insiden ini menunjukkan risiko nyata yang dihadapi petugas kami saat mereka melakukan pekerjaan mereka setiap hari," tambahnya.

Akibat kejadian tersebut, salah seorang warga tertabrak mobil tersangka di Massey dan mengalami luka ringan.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Tanggapan PM Jacinda Ardern

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan kematian itu adalah "berita buruk".

"Polisi kami bekerja keras setiap hari untuk menjaga kami dan komunitas kami tetap aman," katanya.

Seorang saksi mengatakan kepada NZ Herald bahwa dia melihat seorang perwira yang terluka melompati pagar.

"Dia jatuh ke tanah dan melihat sekeliling, memegangi dadanya," kata pria itu.

"Lalu dia melompati pagar dan berlari ke jalan."

Baru saja pada bulan ini, kepolisian Selandia Baru mengatakan uji coba enam bulan atas "tim respons bersenjata" tidak akan dilanjutkan.

"Saya ingin menegaskan kembali bahwa saya berkomitmen untuk Kepolisian Selandia Baru tetap menjadi layanan kepolisian yang umumnya tidak bersenjata," kata Coster.

“Bagaimana perasaan publik itu penting - kami mengawasi dengan persetujuan publik, dan itu adalah hak istimewa,” sambungnya lagi.