Sukses

60 Ribu Lebih Orang di Australia Karantina Corona COVID-19 dengan Biaya Pemerintah

Warga Australia menjalani karantina Virus Corona COVID-19, dengan biaya ditanggung pemerintah.

Canberra - Saat ini, biaya karantina terkait Virus Corona COVID-19 di Australia ditanggung oleh pemerintah. Sudah puluhan ribu orang dari luar negeri kembali ke Negeri Kanguru dalam tiga bulan terakhir dan menjalani proses tersebut, sesuai aturan perjalanan di masa pandemi.

Mengutip ABC Australia, Jumat (19/6/2020), pemerintah Australia kini sedang mempertimbangkan agar biaya karantina wajib bagi mereka yang masuk ke Australia di tengah pandemi Virus Corona COVID-19 ditanggung sendiri, tidak lagi dibayarkan Pemerintah seperti saat ini.

Dengan menempatkan puluhan ribu orang di akomodasi mewah, seperti hotel memerlukan biaya besar bagi Pemerintah Australia sedikitnya AU$118,5 juta, atau lebih dari Rp 1 triliun.

Penerbangan internasional ke Australia paling banyak mendarat di Kota Sydney, New South Wales.

Karenanya Pemerintah NSW harus menanggung biaya terbesar untuk penginapan di hotel.

Menurut Australian Border Force, atau Pasukan Perbatasan Australia, sejak kebijakan diberlakukan dua setengah bulan lalu, 81 ribu orang sudah memasuki Australia.

63 ribu di antaranya harus menjalani karantina di hotel, sementara yang lainnya seperti awak pesawat, pengusaha internasional atau anggota militer ditangani dengan cara berbeda.

Pemerintah Australia menerapkan karantina hotel bagi semua yang datang dari luar negeri di akhir bulan Maret guna mencegah masuknya kasus Corona COVID-19 dari luar negeri.

Sampai sejauh ini 62 persen kasus COVID-19 yang ada di Australia berasal dari luar negeri.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Singgah di Hotel Mewah

Mereka yang tiba di Sydney tidaklah disambut oleh sanak keluarga masing-masing, melainkan anggota militer berseragam yang membawa mereka ke hotel-hotel mewah.

Bagi warga yang baru datang, seperti Edward Ratanasen, pemandangan seperti itu terasa aneh, apalagi ia baru mendarat setelah perjalanan selama 37 jam dari Kanada.

"Ada rasa takut, semua orang terlihat cemas, ada sedikit perasaan panik. Mereka tidak memberi tahu kita akan dibawa ke mana, hanya disuruh naik ke bus," katanya.

Namun dia mengatakan merasa lega atas bantuan yang didapatkan.

"Mereka membawa tas, mereka memasukkan ke dalam bus, mereka membawanya sampai ke kamar," lanjutnya.

"Kalau saja saya punya dolar Australia, mungkin saya akan memberi tip untuk mereka."

Letnan Kolonel Jo Richards, yang menjadi perwira pengawas dari Angkatan Bersenjata Australia (ADF) yang membantu penanganan karantina di NSW mengatakan sejumlah tentara, mulai dari pilot pesawat tempur sampai ke pengasuh anjing dilibatkan.

"Belum pernah sebelumnya personal ADF dilatih untuk menjadi manajer hotel atau menyambut mereka di bandara," katanya.

"Ada perasaan was-was di kalangan mereka yang baru kembali, tapi apa yang mereka rasakan sangat positif melihat personel ADF membantu mereka, jadi kami mendapat banyak tanggapan positif dari mereka yang baru pulang."