Sukses

Kapal Perang Inggris Senilai Rp 17,5 T Menganggur 4 Tahun di Pelabuhan

HMS Dauntless, salah satu kapal perang Angkatan Laut terbaik Kerajaan Inggris senilai Rp 17,5 triliun telah menghabiskan empat tahun lamanya di pelabuhan.

Liputan6.com, Jakarta - Karena masalah mesin dan kekurangan awak, HMS Dauntless, salah satu kapal perang Angkatan Laut terbaik Kerajaan Inggris senilai 1 miliar poundsterling (Rp 17,5 triliun) telah menghabiskan empat tahun lamanya menganggur di pelabuhan. 

Dikutip dari Daily Mail, Senin (22/6/2020), kapal perang Inggris Tipe 45 seberat 8.000 ton itu telah berada di pelabuhan Portsmouth sejak 2016, dan baru menghabiskan total enam hari di laut. 

HMS Dauntless telah digunakan sebagai kapal pelatihan, dan sekarang akan menjalani reparasi untuk mesin utamanya, yang membuatnya tidak akan beroperasi di laut hingga satu tahun lagi.  

Menurut data dari Kementerian Pertahanan Inggris (MoD), Kapal HMS Dauntless berada di laut dengan total gabungan hanya 649 hari pada 2019.

Lord West, yang merupakan seorang mantan kepala Angkatan Laut, memberikan responnya terkait kapal tersebut, "Kita seharusnya segera membetulkan saat tahu apa masalahnya, ini mengerikan dan butuh waktu yang begitu lama."

Ia juga menyampaikan pentingnya perbaikan terhadap kapal itu. "Kita harus memperbaikinya dan beroperasi di sana. Kami membutuhkan kapal jika perang terjadi."

Sunday Mirror melaporkan, data Kementerian Pertahanan negara tersebut juga menunjukkan armada telah menghabiskan sebagian besar waktunya dengan menetap di pelabuhan alih-alih terlibat dalam operasi.

Kapal perang dengan sistem pertahanan udara canggihnya itu dapat melacak hingga 1.000 target secara bersamaan, dan menurut para pejabat, kapal tersebut diharapkan kembali beroperasi pada 2021 mendatang. 

Sementara Kapal HMS Daring, yang merupakan kapal saudara dari HMS Dauntless, telah menghabiskan dua tahun terakhir diikat di dermaga. HMS Diamond juga hanya beroperasi selama 15 hari di laut pada 2019. 

Sedangkan HMS Defender, juga dilaporkan menghabiskan waktunya pada 2017 di pelabuhan dan sudah tidak beroperasi sejak itu, seperti HMS Dragon dan HMS Duncan.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Tidak Tahan Panas?

Menurut para ahli, kurangnya anggota awak adalah halangan dari operasi kapal-kapal tersebut.

Karena itu, kapal-kapal tersebut terkadang digunakan sebagai kapal pelatihan.

Panglima Angkatan Laut mengetahui pada 2016 bahwa ada masalah dengan keenam kapal perang Tipe 45 itu, tetapi untuk menyelesaikan masalah tersebut membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun.

Kapal-kapal yang mogok di Teluk Persia juga dikatakan karena mereka tidak dirancang untuk tahan panas.

Menurut kontraktor pada saat itu, mereka mengungkapkan bahwa bahwa Kementerian Pertahanan tidak memberi tahu mereka bahwa kapal perang Tipe 45 akan menghabiskan waktu lama beroperasi di perairan hangat.

Seorang juru bicara Angkatan Laut memaparkan bahwa "Kapal perang tipe 45 ditahan di berbagai tingkat kesiapan sesuai dengan persyaratan pertahanan."

"Mereka berputar melalui siklus operasi yang direncanakan yang melibatkan pemeliharaan, pelatihan, penempatan, cuti, dan peningkatan termasuk Proyek Peningkatan Daya (untuk memperbaiki mesin), yang sekarang sedang berlangsung," jelas juru bica Angkatan Laut tersebut. 

Komandan Will Paston, dari HMS Westminster yang berbasis di Portsmouth, mengatakan kapal Rusia 'diatur sendiri dengan cara yang aman dan profesional'.