Sukses

Korea Selatan Khawatir Tak Bisa Kendalikan Gelombang Kedua Corona COVID-19

Negara maju seperti Korsel bahkan takut dengan gelombang 2 Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Seoul - Penularan Virus Corona COVID-19 di Korea Selatan tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Akan tetapi, pemerintah setempat khawatir tidak bisa mengendalikan gelombang kedua COVID-19.

"Jika Seoul terpenetrasi (oleh COVID-19), maka seluruh Republik Korea akan terpenetrasi," ujar Wali Kota Seoul, Park Won-soon, seperti dilansir AP News, Selasa (23/6/2020).

Wali Kota Park menyayangkan warga yang mulai melonggarkan social distancing, serta bertambahnya penggunaan kendaraan umum.

Jika dalam tiga hari ke depan kasus baru di Seoul tidak turun di bawah 30 sehari, maka pemerintah akan menerapkan aturan social distancing yang lebih ketat. Penurunan kasus itu penting agar penambahan kasus tidak bobol ke tingkat ratusan.

Park mengatakan, kasus harian Virus Corona pada Juli bisa mencapai 800 kasus sehari, jika angka penularan tidak kunjung turun.

Berdasarkan data CDC Korsel, kasus pada 20 Juni kemarin sempat menyentuh 67 kasus, lalu menurun menjadi 48, dan kasus hari ini menjadi 17 kasus. Kasus tertinggi berada di Daegu, yakni 6.900 kasus.

Di Ibu Kota Seoul ada total 1.224 kasus, di Busan ada 150 kasus, dan di Incheon ada 329 kasus. Sementara, kasus impor mencapai 630 kasus.

Hingga Senin 22 Juni, Korea telah melakukan 1,1 juta tes PCR per hari. Total kasus Corona di Korsel mencapai 12.438 kasus dan 280 orang meninggal dunia. Hampir seluruh korban meninggal adalah lansia berusia di atas 60 tahun.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Kasus di Indonesia Tembus 46 Ribu

Kasus positif COVID-19 pada Senin, 22 Juni 2020, bertambah 954, sehingga secara keseluruhan ada 46.845 orang yang terjangkit virus Corona di Indonesia.

Yuri juga mengungkapkan bahwa jumlah kasus sembuh pada hari ini mencapai 331, sehingga secara total terdapat 18.735 yang dinyatakan sembuh dari COVID-19.

Sementara itu, kasus meninggal dunia bertambah 35, sehingga secara total terdapat 2.500 kematian terkait dengan COVID-19.