Sukses

Terpanas dalam Sejarah Arktika, Suhu Kota di Siberia Capai 100 Derajat Fahrenheit

Kota di Siberia ini mencatat rekor suhu tertinggi dalam sejarah Arktika yakni 100 derajat Fahrenheit.

Liputan6.com, Verkhoyansk - Tanah salju hitam, hujan darah dan gerhana matahari spontan - mungkin baru saja mencetak rekor iklim baru yang mengerikan, tercatat di lingkaran Arktika. Pada Sabtu 20 Juni, suhu di kota paling utara Verkhoyansk mencapai 100 derajat Fahrenheit (F) atau sekitar 38 derajat Celsius (C) untuk pertama kalinya, menurut sejumlah laporan berita.

Menurut laporan The Washington Post, jika diverifikasi, suhu pada hari Sabtu itu tercatat yang tertinggi di Lingkaran Arktika.

Verkhoyansk adalah kota dengan sekitar 1.300 penduduk di Kutub Utara Siberia, sekitar 3.800 mil (4.800 kilometer) timur Moskow. Kota ini memiliki salah satu rentang suhu paling ekstrem di Bumi, dengan titik terendah musim dingin mencapai rata-rata minus 56 F (minus 49 C). Lalu suhu tertinggi musim panas sepanjang masa sebelumnya yaitu 98,96 F (37,2 C), menurut Brittanica.com.

Namun pada hari Sabtu, seperti dikutip dari Live Science, Selasa (23/6/2020), beberapa stasiun cuaca melaporkan peningkatan baru setinggi 100,4 F - suhu terpanas sepanjang masa di kota itu sejak pencatatan dimulai pada 1885.

Lalu pada hari Minggu, 21 Juni, kota di lingkaran Arktika itu juga melaporkan suhu 95,3 (35,2 C), yang menunjukkan suhu sebelumnya lebih panas dari hari itu.

Saksikan Juga Video Ini:

2 dari 2 halaman

Suhu Panas Muncul Pada Mei

Suhu tinggi baru yang terik (yang masih sedang diverifikasi) muncul pada Mei yang jadi bulan terpanas Siberia, dengan suhu rata-rata melonjak sekitar 18 F (10 C) lebih tinggi dari rata-rata Mei 1979-1989. Demikian menurut laporan khusus dari Copernicus Climate Change Service Uni Eropa.

Temperatur musim panas Arktika yang tinggi ini telah mempengaruhi wilayah tersebut. Kebakaran hutan merajalela. Saat ini 31 kebakaran telah menghanguskan 885.800 hektar (358.472 hektar) hutan di Republik Sakha (wilayah yang mencakup Verkhoyansk), Badan Kehutanan Federal Rusia melaporkan pada 21 Juni.

Baru-baru ini, pejabat Rusia menyalahkan tumpahan minyak yang bocor sekitar 20.000 ton diesel ke sungai di Arktika Siberia pada pencairan lapisan es yang diduga menyebabkan tanah tenggelam di bawah beberapa tangki minyak.

Meskipun luar biasa, berita dari Siberia juga dapat diprediksi secara menyedihkan. Selama bertahun-tahun, suhu rata-rata di Kutub Utara telah meningkat jauh lebih cepat daripada di tempat lain di dunia, sebagian besar disebabkan oleh pencairan es laut yang disebabkan oleh pemanasan global buatan manusia.