Liputan6.com, Jakarta - Dalam debat terakhir Partai Demokrat Maret lalu, Joe Biden mengatakan bahwa dirinya percaya akan memenangkan kepresidenan tahun 2020. Bila dirinya terpilih dia akan menunjuk perempuan untuk berada di tim kepemimpinannya.Â
Banyak yang terjadi setelah itu, di antaranya, Joe Biden telah mengamankan delegasi Konvensi Demokrat yang diperlukan untuk menjadi calon terpilih di partainya. Selain itu telah ada spekulasi seputar tim yang akan dipilihnya.Â
Rumor soal pemilihan kandidat beredar, di tengah negara dalam situasi pandemi, gangguan ekonomi, dan protes masa akibat diskriminasi ras.Â
Advertisement
Jika mantan presiden AS itu menepati janjinya, ini akan menjadikan ketiga kalinya sebuah partai besar akan memilih seorang perempuan untuk menempati posisi orang nomor dua di Amerika. Empat tahun setelah Hillary Clinton menjadi perempuan pertama sebagai calon presiden.Â
Langkah ini akan membuat Demokrat diperkirakan mengambil keuntungan dari pemilih perempuan, dan mungkin melindungi Biden dari tuduhan bahwa ia melakukan kontak fisik yang tidak diinginkan dengan perempuan.
Berikut ini 12 calon srikandi yang disebut-sebut akan mendampingi Joe Biden dalam Pilpres AS 2020, dikutip dari BBC, Rabu (24/6/2020):
1. Kamala Harris
Kamala Harris menjadi kandidat terkuat untuk mendampingi Joe Biden.
Dirinya telah menjabat posisi di Senator Amerika Serikat sebagai Jaksa Agung California, serta jaksa Distrik San Francisco. Memiliki latar belakang beragam, ibu keturunan India dan ayahnya yang berasal dari Jamaica.
Dirinya jadi sorotan media ketika mencalonkan diri sebagai presiden tahun lalu, dan dianggap sebagai kandidat terkuat. Â
Kamala Harris bersanding dalam debat primary dengan Joe Biden pada Juni lalu, di mana dirinya menyarankan pandangan mengenai desegrasi -- penghapusan pemisahan yang bersifat rasial.
Menurut Kamala Harris pandangan Joe Biden itu sungguh menyakitkan. Tapi itu sudah terjadi di masa lalu.Â
Kamala Harris baru-baru ini berhasil mengumpulkan dana sebesar US$2 juta dari sebuah event virtual untuk Joe Biden. Hasil ini sendiri dari wilayah California saja.
Dia sangat cepat membuat orang-orang POC (people of colour) cukup puas, dia berjanji akan memuaskan orang-orang yang akan memberikan suara kepada Biden untuk menambahkan seorang perempuan kulit hitam ke dalam jajarannya.
Kamala Harris juga menuai berbagai pujian dari Partai Demokrat, karena telah menjadi seorang advokat yang vokal untuk reformasi polisi selama demonstrasi belum lama ini.Â
Advertisement
2. Gretchen Whitmer
Gretchen Whitmer, mantan legislator negara bagian yang saat ini menjadi gubernur Michigan juga menjadi kandidat yang kuat untuk mendampingi Joe Biden.
Sebelum pandemi namanya tidak terkenal, namun ketika Virus Corona COVID-19 menyebar di Amerika, Gretchen Whitmer menjadi muka dari wilayahnya menghadapi virus tersebut. Dirinya juga mengkritik pemerintah federal cara mereka menghadapi penyebaran SARS CoV-2. Itu membuatnya menjadi target vitriol -cercaan- Donald Trump - dan meningkatkan profil nasionalnya.
Keputusannya untuk menganjurkan langkah social distancing, dan penutupan tempat bisnis ketika Michigan memiliki jumlah kasus Virus Corona COVID-19 novel coronavirus yang meningkat saat itu menyebabkan protes yang besar, terutama protes kemarahan yang diorganisir konservatif di negaranya. Hal ini meningkatkan posisinya di partai Demokrat.Â
Pada 2016 lalu, Hillary Clinton kalah voting di Michigan, jika Biden mengharapkan kemenangan di Michigan, dirinya harus memiliki seorang tim yang berasal dari Michigan.Â
Â
3. Tammy Duckworth
Tammy Duckworth seorang senator junior di Illinois yang juga memiliki latar belakang tak kalah menarik.
Tammy kehilangan kedua kakinya ketika helikopter yang dikendarainya tertembak dan jatuh di Irak.
Tammy Duckworth berada di militer dan pensiun dengan pangkat letnan kolonel, sebelum menjadi asisten sekretaris Departemen Urusan Veteran Presiden Barack Obama.
Ia bertugas di Dewan Perwakilan Rakyat dan kemudian memenangkan kursi Senatnya pada 2016. Dia adalah wanita keturunan Thailand-Amerika pertama yang terpilih untuk Kongres, serta wanita pertama dengan dua kali diamputasi. Pada 2018 ia menjadi wanita pertama yang melahirkan saat bertugas di Senat.
Illinois adalah bagian negara yang cukup memiliki jumlah pendukung partai Demokrat yang aman, sehingga Tammy Duckworth dapat menjadi pilihan yang tepat untuk Biden.Â
Advertisement
4. Elizabeth Warren
Kampanye Elizabeth Warren sebagai calon presiden pada tahun lalu juga cukup menarik. Dirinya memiliki motto "I have a plan for that" yang membuatnya memimpin polling utama pada 2019 lalu.
Pendukungnya kemudian berangsur berkurang, sebagian beralih mendukung Bernie Sanders. Sedangkan pendukung yang lebih muda mendukung Pete Buttigieg.
Banyak yang mengira bahwa Warren akan mendukung Bernie Sanders ketika dirinya memutuskan untuk mundur pada awal Maret. Hal ini membuatnya mendapatkan apresiasi dari tim Biden.Â
Hal ini membuat Elizabeth Warren memiliki kesempatan untuk membalas budi Biden agar memberikan kedudukan baginya. Sementara ada beberapa gesekan antara kubu Sanders dan Warren, Warren masih akan menjadi sinyal signifikan bahwa Biden ingin menjangkau sayap kiri partainya - dan memerintah sebagai lebih progresif daripada yang dia biarkan selama kampanye.
Dengan negara menghadapi krisis ekonomi yang serius, Warren dapat meminjamkan beberapa kebijakan liberal ke Demokrat.
5. Tammy Baldwin
Empat tahun yang lalu, Hillary Clinton dicerca ketika dirinya tak pernah berkampanye di Wisconsin. Kemudian dirinya kalah dalam pemilihannya melawan Donald Trump.
Demokrat pun berjanji bahwa mereka akan mengurangi kesalahan seperti itu, bahkan memilih Milwaukee sebagai tempat konvensi nasional mereka (yang sekarang sudah tertunda).
Jika Biden ingin memilki jumlah voting yang besar dari wilayah tersebut, dirinya harus menggandeng seseorang yang berasal dari Wisconsin. Tammy Baldwin jadi calon kuat, ia adalah senator di wilayah tersebut dan telah melayani negara sebagai Dewan Perwakilan Rakyat selama 14 tahun.
Jika Tammy Baldwin terpilih, ini akan menjadi sejarah, karena dirinya akan menjadi calon gay yang pertama di Senat. Tak hanya itu ia akan menjadi poin yang penting dan menarik para pemilih dari Partai Demokrat.
Â
Advertisement
6. Kyrsten Sinema
Kyrsten Sinema yang saat ini adalah senator Arizona juga menjadi salah satu kandidat kuat. Wilayah tempatnya berasal juga mejadi titik poin yang penting dari pemilihan Biden.
Branding moderat politik Biden, dikombinasikan dengan retorika memecah belah Donald Trump tentang imigrasi, membuat negara condong ke arah Demokrat. Salah satu strategi untuk mengamankan pimpinan itu adalah dengan menempatkan orang Arizona.
Kyrsten Sinema menjadi senator dari Partai Demokrat yang menjabat di wiliayah Arizona selama 30 tahun. Dia masih muda, telegenic dan politis - mungkin terlalu sentris, menurut aktivis sayap kiri partai Demokrat.
Tak hanya itu, dirinya juga seorang yang unik, baru-baru ini dirinya menggunakan rambut palsu bewarna ungu. Cukup bertentangan dengan Biden yang tenang dan serius. Bila Biden memilihnya, ini akan menjadi hal yang menarik karena dirinya juga seorang bisexual.
7. Val Demings
Val Demings yang juga adalah seorang pendukung Demokrat di kongres dari Florida. Ia juga menjadi kandidat kuat untuk mendampingi Biden.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Nancy Pelosi, mempercayainya peran sibilitas tinggi sebagai salah satu manajer pemakzulan - yang setara dengan jaksa di sidang - selama persidangan Senat Donald Trump pada Januari.
Bahkan sebelum ada demo akibat kematian George Floyd, mantan kepala polisi ini berada di bawah radar tim Biden.
Saat ini namanya jadi pertimbangan, tak hanya diperbincangkan.
Saat ini pengalaman Val Demings masih belum banyak dalam bidang politik, namun jika Biden memilihnya, dia bisa menjadi perempuan yang tepat untuk momen nasional khusus ini - dan sebuah sinyal bahwa Biden serius untuk memberantas rasisme dan reformasi polisi adalah tujuan utamanya.
Advertisement
8. Michelle Lujan Grisham
Nama Michelle Lujan Grisham disebut menjadi salah satu kandidat yang kuat.
Selama primary, Joe Biden sebenarnya cukup kurang memiliki pendudkung dari kaum hispanik. Dalam beberapa wilayah seperti California, Texas dan Nevada, mereka lebih mendukung partai liberal, tak heran jika mereka mendukung Bernie Sanders.Â
Jika Biden memutuskan mencari dukungan dari salah satu segmen pemilih Amerika Serikat yang tumbuh paling cepat, gubernur jangka pertama New Mexico, Michelle Lujan Grisham adalah pilihan yang paling jelas untuk calon pasangannya sekarang. Alasannya, karena Senator Catherine Cortez Masto mengatakan dia tidak tertarik.
Tidak seperti Masto Nevada, New Mexico adalah negara Demokrat yang andal dalam pemilihan presiden, dengan sedikit suara pemilihan. Lujan dipilih menjadi gubernur dengan mutlak setelah Partai Republik memegang jabatan itu untuk dua masa jabatan.
Wanita berusia 60 tahun itu sebelumnya bertugas di Kongres dan sebagai sekretaris kesehatan negaranya.
Â
9. Stacey Abrams
Stacey Abrams memang tidak memiliki pengalaman dalam bidang politik, namun dirinya telah menghabiskan sepuluh tahun sebagai member dari Dewan Perwakilan Georgia. Dia kalah sebagai gubernur pada 2018, kekalahan itu memiliki dugaan dari penindasan pemilih oleh lawannya dari Partai Republik.
Namun justru itu, Abrams menunjukan ketekunannya menjadi seorang anggota Partai Demokrat. Aktivisme-nya tentang hak memilih telah membantu mendorongnya sebagai isu bagi partai. Dia memberikan tanggapan Demokratik ke 2019 State of the Union Address pada 2019, menjadikannya wanita kulit hitam pertama yang dipilih untuk tugas itu.
Tak seperti yang lain, Abrams telah aktif berkampanye untuk menjadi wakil presiden Biden. Ia adalah bintang yang sedang naik daun di dalam partai, wajah segmen demografis Partai Demokrat yang secara tradisional kurang terwakili dalam posisi kepemimpinan. Bahkan jika dia tidak menjadi pilihan, dukungan awal di sekitarnya telah membantu memajukan prospek semua perempuan kulit hitam di bawah pertimbangan Biden.
Advertisement
10. Keisha Lance Bottoms
Wali Kota Atlanta, Keisha Lance Bottoms juga menjadi kandidat terkuat untuk menjadi wakil presiden Joe Biden. Saat protes besar-besaran terjadi akibat kematian George Floyd, beberapa wali kota harus memerangi rasisme yang terjadi.
Wali Kota Atlanta Keisha Lance Bottoms, khususnya, terbukti sangat mahir menyeimbangkan tanggung jawab resmi sambil mengungkapkan pengalaman pribadinya sebagai seorang wanita kulit hitam yang membesarkan empat anak di masa-masa sulit ini.
Dalam sebuah sesi interview, dirinya mengatakan kepada anaknya yang berusia 12 tahun untuk tidak bermain dengan mainan tembak-temabakan yang dapat memicu provokasi dengan polisi. Â
Keisha Lance Bottoms, akan menjadi pilihan yang tidak konvensional untuk Biden, tetapi Bottoms berasal dari Georgia - negara tradisional konservatif yang cenderung menjadi medan pertempuran pemilihan. Dia juga mendapat pujian dari Demokrat karena mengobarkan pertarungan politik dengan gubernur Republik mengenai kapan dan bagaimana cara memudahkan penutupan bisnis dan perintah perlindungan di tempat selama pandemi Virus Corona COVID-19.
11. Susan Rice
Nama Susan Rice muncul meski dirinya tak memiliki latar belakang dalam pemilihan umum.
Sosoknya kurang dikenal, namun diplomat itu terkenal di tim Joe Biden ketika bertugas di Gedung Putih dengan Obama sebagai penasihat keamanan nasional setelah bertugas sebagai wakil AS untuk PBB.
Jika Rice terpilih, ia dapat memainkan peran kunci dalam tim kebijakan luar negeri Biden, yang menyatakan bahwa hubungan internasional akan menjadi fokus bagi pemerintahannya.
Namun Rice sempat menjadi perbincangan ketika adanya serangan mendadak di Konsulat Amerika di Banghazi, yang menyebabkan Duta Besar Amerika untuk Libya dan tiga orang Amerika lainnya meninggal.Â
Kabarnya, tim Biden telah menawarkan kedudukan wakil presiden kepada Rice, mereka mencari wakil presiden dengan latar belakang Afrika-Amerika.Â
Advertisement
12. Michelle Obama
Nama Michelle Obama memang sudah tak asing lagi, ia adalah seorang mantan First Lady Amerika. Dirinya juga dicintai oleh masyarakat sehingga menjadikannya pilihan yang sempurna. Paduan Joe Biden-Michelle Obama akan menggemparkan basis Demokrat - khususnya pemilih kulit hitam yang menghasilkan jumlah rekor untuk Obama-Biden pada 2008 dan 2012.
Kendati demikian, Michelle Obama sejauh ini telah menunjukan bahwa dirinya kurang tertarik untuk terjun dalam dunia politik. Dalam buku autobiografinya, dirinya menuliskan bagaimana karir Obama menjadi efek dalam kehidupan rumah tangga dan kehidupan pribadinya.Â
Reporter: Yohana Belinda