Liputan6.com, Jakarta - Saat merayakan hari ulang tahun, tak lengkap rasanya jika tanpa kue sebagai simbol hari kelahiran. Tak lupa tradisi tiup lilin, hal yang juga tidak boleh dilewatkan.
Dikutip dari laman Mentalfloss.com, Rabu (24/6/2020), kue ulang tahun sudah menjadi tradisi sejak zaman Romawi Kuno, dan merayakan kelahiran seseorang dengan kue yang lezat tampaknya cukup logis.
Advertisement
Baca Juga
Ada beberapa teori tentang asal usul lilin ulang tahun.
Beberapa percaya bahwa tradisi lilin ulang tahun dimulai di Yunani Kuno, ketika orang membawa kue yang dihiasi lilin menyala ke kuil Artemis, Dewi Perburuan.
Lilin-lilin dinyalakan untuk membuat mereka bersinar seperti bulan, simbol populer yang terkait dengan Artemis.
Banyak budaya kuno juga percaya bahwa asap membawa doa-doa mereka ke surga.
Tradisi hari ini untuk membuat keinginan sebelum meniup lilin ulang tahun Anda mungkin telah dimulai dengan kepercayaan itu.
Â
Simak video pilihan berikut:
DKI Jakarta berulang tahun ke-493 pada 22 Juni 2020. Gubernur DKI menyebut DKI Jakarta dan warganya sebagai kota dan warga yang tangguh.
Kepercayaan Lain
Yang lain percaya bahwa tradisi lilin ulang tahun dimulai di Jerman. Pada tahun 1746, Pangeran Ludwig Von Zinzindorf merayakan hari ulang tahunnya dengan festival mewah.
Dan, tentu saja, kue dan lilin: "Ada kue sebesar oven yang bisa memanggangnya, dan lubang dibuat dalam kue menurut umur orang tersebut."
Jerman juga merayakan dengan lilin ulang tahun selama Kinderfest, perayaan ulang tahun untuk anak-anak di tahun 1700-an.
Satu lilin ulang tahun dinyalakan dan diletakkan di atas kue untuk melambangkan "cahaya kehidupan."
Advertisement