Sukses

Usai Pesawat Jatuh, 260 Pilot Pakistan Ditemukan Pegang Lisensi Palsu

Lebih dari 260 dari 860 pilot aktif di Pakistan ditemukan memiliki lisensi palsu atau berbuat curang dalam ujian penerbangan.

Liputan6.com, Jakarta- Sebulan setelah salah satu pesawatnya jatuh dan menabrak permukiman, Pakistan International Airlines mengatakan, pihaknya telah mencabut izin terbang untuk sepertiga pilotnya karena memegang lisensi palsu atau meragukan.

Langkah ini dilakukan setelah pemerintah merilis laporan mengenai kecelakaan pesawat yang terjadi pada 22 Mei di Karachi. 

Pada sebelumnya, sebagian besar penyidik menyalahkan kedua pilot, yang mengabaikan protokol penerbangan saat tengah membahas wabah Virus Corona ketika mereka pertama kali mencoba mendaratkan Airbus A320.

Sementara pada 2019, penyelidikan pemerintah telah menemukan sekitar 150 dari 434 pilotnya yang membawa "lisensi palsu atau mencurigakan," kata Juru bicara Pakistan International Airlines, Abdullah Hafeez Khan.

Selain itu, ia juga mengatakan, "Kami telah memutuskan mencabut izin terbang untuk 150 pilot yang memegang lisensi palsu itu dengan efek langsung."

Namun, kedua pilot dalam kecelakaan yang terjadi di Karachi ditemukan memiliki kredensial otentik. Khan menjelaskan, "Nama mereka tidak termasuk dalam daftar 150,"seperti dikutip dari AFP, Jumat (26/6/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Lisensi Palsu

Rincian penyelidikan pemerintah itu diumumkan, ketika Menteri Penerbangan Pakistan, Ghulam Sarwar Khan, mengatakan kepada parlemen bahwa tinjauan tersebut menemukan lebih dari 260 dari 860 pilot aktif di negara itu memiliki lisensi palsu atau berbuat curang dalam ujian.

Pakistan International Airlines mengatakan telah meminta rincian tambahan dari Otoritas Penerbangan Sipil sehingga "tindakan lebih lanjut dapat diambil terhadap mereka yang telah menjadi potensi bahaya yang parah."

Memiliki 31 armada, maskapai Pakistan International Airlines merupakan perusahaan penerbangan utama Pakistan yang mempekerjakan sekitar 14.500 staf.

Kecelakaan pesawat jatuh yang terjadi pada bulan lalu di daerah permukiman dekat bandara Karachi menewaskan 97 orang di pesawat dan seorang anak di daerah tersebut.

Laporan menguraikan bahwa pada menit-menit akhir penerbangan, terjadi kekacauan dan serangkaian kesalahan yang parah oleh kegagalan komunikasi dengan pengawas lalu lintas udara.