Sukses

Ayahnya Jadi Caleg, Gadis Ini Minta Rakyat Michigan Jangan Memilih

Anak perempuan meminta masyarakat agar jangan mendukung ayahnya yang maju sebagai caleg.

Liputan6.com, Lansing - Kejadian unik terjadi di kancah politik Amerika Serikat (AS). Seorang gadis di Michigan meminta masyarakat tidak mendukung ayahnya sendiri di pemilihan calon legislatif (caleg).

Gadis bernama Stephanie Regan (23) itu meminta agar masyarakat mengecek tentang rekam jejak ayahnya, Robert Regan, yang maju sebagai anggota DPR dari Michigan.

"Jika kamu berada di Michigan dan 18 tahun ke atas, tolonglah demi cinta Tuhan agar jangan memilih ayah saya sebagai anggota DPR. Beritahu semua orang," tulisnya di twitter @streeganz, seperti dikutip New York Post, Jumat (26/6/2020).

Tweet dari Stephani menjadi viral di Twitter dengan 36 ribu retweet dan 177 ribu likes. Warganet pun mencari rekam jejak politik dari Robert Regan.

Robert maju sebagai caleg lewat Partai Republik. Ia menolak pemakaian bahasa asing dalam dokumen pemerintah di Michigan, menolak aborsi, memperkuat hukum imigrasi, serta mendukung Presiden Donald Trump.

Kebijakan konservatif yang didukung Robert Regan berbeda dari pandangan politik putrinya.

Di Twitter, Stephanie mendukung kebijakan-kebijakan keadilan sosial yang umum di kalangan liberal, seperti mendukung anak-anak kelaparan di Venezuela, pro-LGBT, dan menentang fast fashion.

Robert Regan merespons bahwa ia menghargai pandangan putrinya. Ia berkata putrinya berhak bebas berbicara berdasarkan konstitusi dan ia tetap menyayangi anak-anaknya.

"Saya mencinta semua empat anak-anak saya dan hanya ingin yang terbaik bagi mereka," ujar Regan. "Kami mungkin tidak selalu setuju terkait 'apa yang terbaik', tetapi bagi saya yang terbaik bagi mereka merupakan tujuan saya."

Pemilihan caleg di Amerika Serikat akan dilaksanakan pada 3 November 2020, beberapa hari sebelum pilpres. DPR AS saat ini dipimpin oleh Nancy Pelosi dari Partai Demokrat.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Joe Biden Unggul di Survei Capres AS

Capres Joe Biden dari Partai Demokrat unggul di berbagai survei pilpres Amerika Serikat 2020. Pada survei terbaru, Biden unggul 14 poin dari Presiden Donald Trump.

Survei itu dilaksanakan New York Times bersama Sienna College. Biden mendapatkan total 50 persen, sementara Trump hanya 36 persen. Biden terutama unggul di kalangan perempuan dan pemilih non-kulit putih. 

"Biden mengungguli Trump dalam selisih besar pada pemilih kulit hitam dan Hispanik, dan perempuan dan anak muda juga cenderung memilih Tn. Biden ketimbang mereka mendukung Hillary Clinton melawan Trump pada 2016," tulis New York Times seperti dikutip Jumat (26/6/2020).

Tim kampanye Joe Biden meminta pendukungnya tidak terlena atas kemenangan survei. Masyarakat diarahkan agar tetap daftar untuk dapat memilih.

"Abaikan survei-survei. Daftarlah untuk memilih," ujar akun Twitter @JoeBiden. 

Kekhawatiran tim Biden seperti bukan tanpa alasan. Pasalnya, Hillary Clinton juga diprediksi menang oleh survei pada pilpres 2016.

Sebulan sebelum pemilu, New York Times menyebut Hillary Clinton punya peluang 91 persen untuk menang.

Pada hari pencoblosan, media asal New York City itu kembali menyebut Hillary punya 85 persen peluang menang, sementara peluang Trump hanya 15 persen.

New York Times merupakan salah satu media yang berdeklarasi mendukung Hillary Clinton pada pilpres 2016.

Joe Biden sebelumnya merupakan wapres bagi Barack Obama untuk dua periode. Ia telah aktif di dunia politik selama setengah abad.