Liputan6.com, California - Dua dari gempa bumi terkuat yang pernah melanda California menyerang daerah gurun di timur Los Angeles pada 28 Juni 1992.
Meskipun negara bagian itu berada di garis patahan San Andreas yang sangat luas, hanya relatif sedikit gempa bumi besar yang melanda California di zaman modern. Dua dari yang terkuat, tetapi bukan yang paling mematikan, menghantam California selatan pada suatu pagi di musim panas 1992, demikian seperti dikutip dari History.com, Minggu (28/6/2020).
Advertisement
Tepat sebelum jam 5 pagi pada hari Minggu pagi 28 Juni 1992, gempa berkekuatan 7,3 melanda Landers, 100 mil sebelah timur Los Angeles. Karena area Landers yang jarang dihuni penduduk, kerusakan relatif kecil mengingat intensitas sentakan.
Di Los Angeles, penduduk merasakan goncangan yang terjadi selama hampir satu menit. Getaran juga terasa di Arizona, Las Vegas, dan dirasakan hinga sejauh Boise, Idaho .
Hanya lebih dari tiga jam kemudian, sebuah gempa bermagnitudo 6,3 kedua terjadi di Big Bear, tidak terlalu jauh dari pusat gempa asli.
Gempa ini menyebabkan kebakaran dan merenggut nyawa tiga orang. Sebuah cerobong jatuh pada seorang anak berusia 3 tahun dan dua orang menderita serangan jantung yang fatal.
Antara dua gempa, 400 orang terluka dan US$ 92 juta kerusakan diderita. Kerusakan fisik juga signifikan.
Gempa dilaporkan memicu tanah longsor yang menyapu jalan dan membuka keretakan sepanjang 44 mil, terbesar di California sejak gempa San Francisco 1906.
Simak video pilihan berikut:
Sekilas Sesar San Andreas
Patahan atau sesar San Andreas memiliki panjang 1.300 km, membentuk batas tektonik antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara. Ia membentang bak bekas luka hingga ke California Selatan.
Zona sesar bukan satu garis tunggal, tetapi sistem yang menggaris di seluruh California, termasuk daerah padat penduduk seperti Los Angeles dan San Bernardino County.
Garis-garis sesar terjadi ketika batu-batu di dua sisi mendorong atau meluncur melewati satu sama lain, menggeser kerak bumi.
Meskipun gerakan ini biasanya tidak terlihat dengan mata telanjang, batu terus mendorong tetapi terjebak di tepi satu sama lain. Tekanan menumpuk hingga menimbulkan friksi, menciptakan pelepasan energi yang tiba-tiba yang mengirimkan gelombang seismik melalui tanah, yang disebut gempa.
Sesar tersebut dianggap sebagai salah satu patahan paling berbahaya, dan bertanggung jawab atas sejumlah lindu besar dalam sejarah. Termasuk, gempa bermagnitudo 7,8 dengan episentrum di San Fransisco pada 18 April 1906 yang menewaskan 3.000 orang dan memicu kebakaran hebat.
Juga lindu bermagnitudo 7,2 yang berepisentrum di Baja, California pada Minggu 4 April 2010. Setidaknya dua orang tewas dan 100 orang terluka dalam musibah itu.
Kedua bencana itu menjadi inspirasi dalam film Hollywood berjudul 'San Andreas' yang rilis pada 2015. Dikisahkan, aktivitas seismik memicu California Selatan diguncang gempa dengan magnitudo 9,1 dan disusul dengan lindu yang lebih besar dengan magnitudo 9,6 yang menguncang California Utara.
Ahli gempa Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), Susan Hough mengatakan, meski plot dalam film tersebut tak masuk akal dan cenderung fiktif, namun, kata dia, penyebabnya didasari pada fakta, ujarnya dalam sebuah artikel CBS News pada 2015 lalu.
"San Andreas pasti akan kembali bangun. Tanpa peringatan," jelas Hough.
"Dalam beberapa hal, kita memang menghadapi potensi gempa besar," kata dia.
Pada 2008, USGS memimpin tim yang terdiri dari 300 ilmuwan untuk merinci apa yang terjadi jika gempa bermagnitudo 7,8 terjadi di selatan San Andreas. Sebagai salah satu langkah antisipasi.
Dari penelitian tersebut diketahui, tak butuh gempa bermagnitudo 9 untuk memicu malapetaka. Para peneliti mengkalkulasi lindu bermagnitudo 7,8 bisa menyebabkan 1.800 orang tewas dan melukai 50 ribu lainnya. Ratusan bangunan tua diperkirakan rubuh, pun dengan bangunan pencakar langit.
Model komputer menunjukkan, San Andreas bisa memicu gempa hingga bermagnitudo 8,3. Namun, tak lebih dari itu. Dan, itu hanya sebatas model.
Meski riset berkenaan gempa telah dilakukan secara berabad-abad, bagaimana memprediksi lindu masih belum dipahami. Gempa masih dan tetap menjadi bencana alam yang sulit untuk diramalkan.
Terbaru, gempa kembar juga melanda California, pada 4 Juli 2019.
Advertisement