Liputan6.com, Jakarta - Militer China merekrut petarung MMA (Mixed Martial Arts) untuk membantu pasukannya, menyusul bentrokan yang terjadi dengan tentara India di Lembah Galwan, Himalaya, beberapa waktu lalu.
Menurut laporan stasiun televisi CCTV, 20 petarung MMA tersebut berasal dari Enbo Fight Club di provinsi Sichuan yang terletak di barat daya China. Mereka akan membentuk Plateau Resistance Tibiff Mastiffs yang bermarkas di Lhasa.Â
Karena kerap menghasilkan pejuang yang terus berkompetisi di turnamen internasional seperti Ultimate Fighting Championship di AS, klub MMA itu menjadi dikenal.
Advertisement
Pengumuman tentang perekrutan itu datang setelah bentrokan paling mematikan dalam beberapa dekade antara pasukan China dan India di sepanjang perbatasan kedua negara yang diperebutkan di Himalaya.Â
Namun Pemilik klub En Bo mengungkapkan, "jika negara membutuhkan kita, Enbo Fight Club dengan sepenuh hati akan menyelesaikan tugas yang lebih menantang. Mengenai apakah petarung kami ikut serta dalam konflik beberapa hari yang lalu, jangan tanya saya, saya tidak berwenang menjawab."
Sebanyak 20 tentara India terbunuh setelah dalam insiden bentrok yang dilaporkan hingga berjam-jam. China belum merilis jumlah korban di pihaknya.
Menurut laporan Tencent News, belum jelas apakah para Mastiff Tibet nantinya akan dikerahkan ke perbatasan dengan India. Namun, misi utama mereka adalah untuk membantu pasukan patroli perbatasan dan pasukan khusus dalam pelatihan tempur menggunakan tangan, demikian seperti dikutip dari South China Morning Post, Senin (29/6/2020).
Saksikan Video Berikut Ini:
Perekrutan Milisi Lain
Menurut laporan dari surat kabar militer resmi, The PLA Daily, terdapat perekrutan milisi lainnya yang mencakup personil sipil yang berspesialisasi dalam teknologi komunikasi, pendakian gunung dan pertambangan. Nantinya, mereka akan berada di bawah Komando People’s Liberation Army’s Western Theatre (PLA).
Dalam bertempur, diketahui terdapat banyak perdebatan di China tentang keutamaan gaya bertarung hibrida seni bela diri campuran dan pendekatan kungfu tradisional China.
Seorang pejuang MMA terkemuka, Xu Xiaodong, telah menjadi pusat perdebatan dan mendapatkan perhatian karena mengalahkan seorang master tai chi dalam 20 detik pada tahun 2017.
Merujuk pada orang-orang yang melebih-lebihkan kualitas kungfu tradisional China untuk keuntungan komersial, Xu mengklaim dia adalah "orang nomor satu China dalam menindak kepalsuan".
Namun, sejak saat itu, Xu menghilang dari internet China akibat disensor untuk perkataannya yang kontroversial dan pandangannya terhadap protes anti-pemerintah di Hong Kong tahun lalu.
Advertisement