Sukses

Aman Pakai yang Longgar, Ini 7 Mitos Masker yang Belum Banyak Diketahui

Berikut ini 7 mitos tentang masker yang mungkin belum banyak diketahui banyak orang.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi pandemi akibat Virus Corona COVID-19 membuat masker menjadi benda umum dan bahkan wajib. Banyak tempat bahkan mengharuskan penggunaannya ketika berada di ruang publik atau pun tertutup.  

Masker yang awalnya hanya digunakan para petugas rumah sakit, kini sudah menjadi suatu hal yang umum di jalanan. Kendati demikian, masih ada sejumlah mitos terkait masker yang bikin orang bingung atau salah kaprah.

Masker digunakan untuk menghindari penyebaran partikel dari tubuh manusia, dan melindungi dari virus atau kuman lain. Seperti yang kita tahu, saat ini, penyebaran SARS CoV-2 adalah dari droplet tubuh manusia, yang dapat menyebar ketika seseorang bersin, batuk, bahkan ketika berbicara.

Agar tak salah kaprah, berikut ini sejumlah mitos yang harus kamu ketahui soal masker, dikutip dari AAP.Org, Rabu (1/7/2020):

2 dari 8 halaman

1. Kalian Tidak Perlu Masker Jika Anda Sehat

Pada awal pandemi Virus Corona COVID-19, orang yang sehat memang disarankan untuk tidak menggunakan masker.

Namun ketika para ilmuwan mempelajari penyebaran SARS-CoV-2 lebih lanjut, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menganjurkan bahwa semua orang wajib menggunakan masker, bahkan orang yang sehat sekali pun. Mereka juga harus berjaga jarak setidaknya 6 kaki atau 1,83 meter. 

Alasan utama orang-orang dianjurkan untuk memakai masker adalah, melindungi manusia dari droplets atau cairan tubuh manusia. Cairan ini terdapat ketika seseorang berbicara, bersin atau batuk. Orang yang tertular bisa saja menunjukan gejala, namun juga bisa tidak sama sekali. 

3 dari 8 halaman

2. Semua Harus Memakai Masker Medis atau N95

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan bahwa orang-orang setidaknya menggunakan masker kain dan bukan masker medis atau N95. Pasalnya masker-masker tersebut lebih diutamakan untuk para dokter yang berada di garis depan melawan pandemi Virus Corona COVID-19.

CDC sendiri menyarankan bahwa masker non-medis ini dapat didapatkan di toko atau bisa dibuat dari rumah sendiri.

4 dari 8 halaman

3. Masker Longgar Tak Masalah

Jangan pernah memakai masker yang longgar. Ini salah.

Menggunakan masker yang baik adalah yang menutupi hidung dan mulut. Jika masker longgar, maka tidak menjamin orang tersebut terhindar droplets atau virus yang menyebar di udara.

"Kuncinya adalah memastikan masker wajah Anda pas dengan nyaman," kata CDC, dan sepenuhnya menutupi mulut dan hidung untuk membantu mencegah cairan dari tubuh keluar.

Selain itu, penting untuk memastikan Anda bisa bernafas dengan baik saat mengenakan masker.

5 dari 8 halaman

4. Masker Kain Melindungi Orang dari COVID-19

Masih belum ada studi yang jelas apakah masker kain bisa melindungi orang dari SARS CoV-2, seperti yang dilaporkan oleh National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine (NASEM). Yang pasti, masker kain dapat mencegah pasien yang telah tertular menyebarkan virusnya kepada orang lain. 

Namun tak hanya memakai masker, prosedur pencegahan seperti rajin-rajin mencuci tangan dan physical distancing juga dapat mencegah penyebaran virus.

Jadi, untuk mencegah penyebaran virus ini dibutuhkan beberapa cara, ujar Gonzalo Bearman, M.D., seorang ahli epidemiologi rumah sakit dan ketua Divisi Penyakit Menular di Virginia Commonwealth University School of Medicine. 

6 dari 8 halaman

5. Bayi Harus Menggunakan Masker

Bayi di bawah usia dua tahun tidak harus menggunakan masker, kata CDC.

Orang-orang yang memiliki masalah pernafasan atau lumpuh, tidak dapat menggunakan maskernya sendiri, tak sadarkan diri, juga tak harus memakai masker.

7 dari 8 halaman

6. Menggunakan Masker Saat Berenang

Kalian tentunya tidak dapat menggunakan masker saat berenang, karena bisa basah. 

"Masalah utama ketika menggunakan masker saat berenang adalah bisa basah. Kemudian bernapas melalui masker itu - adalah bahaya," kata Boris Lushniak, M.D., dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Maryland dan mantan penjabat dan wakil dokter bedah umum AS.

Satu-satunya cara untuk menghindari penularan yang lebih besar adalah physical distancing dengan orang yang telah selesai berenang dengan jarak 1.83 meter. Cuci tangan sesering mungki usai berenang. 

8 dari 8 halaman

7. Masker Tidak Perlu Dicuci

Jangan pernah melakukannya.

Masker kain juga perlu dicuci, karena benda itu bisa mengumpulkan banyak kuman selama pemakaian, seperti saran CDC.

Masker dapat dicuci dengan air hangat,  jangan lupa untuk memberikan campuran larutan pemutih dan air (4 sendok teh pemutih rumah tangga per 1 liter air suhu kamar) dan rendam masker Anda selama 5 menit. Lalu bilas dengan air dingin atau suhu kamar.

Berikut ini cara membersihkan masker yang baik versi CDC:

Dengan Mesin Cuci

  • Anda dapat menyertakan masker dengan cucian biasa.
  • Gunakan deterjen biasa dan pengaturan air yang paling hangat untuk masker kain.
  • Siapkan larutan pemutih dengan mencampurkan: 5 sendok makan (1/3 gelas) pemutih rumah tangga per galon air suhu kamar atau 4 sendok teh pemutih rumah tangga per liter air suhu kamar.
  • Periksa label untuk melihat apakah pemutih Anda dimaksudkan untuk disinfeksi. Beberapa produk pemutih, seperti yang dirancang untuk penggunaan yang aman pada pakaian berwarna, mungkin tidak cocok untuk disinfeksi.
  • Pastikan produk pemutih tidak melewati tanggal kedaluwarsa. Jangan sekali-kali mencampur pemutih rumah tangga dengan amonia atau pembersih lainnya.
  • Rendam penutup wajah dalam larutan pemutih selama 5 menit.
  • Bilas bersih dengan air dingin atau suhu kamar.
  • Pastikan kain penutup wajah benar-benar kering setelah dicuci.

Cara Mengeringkan dengan Pengering

Gunakan pengaturan panas tertinggi dan biarkan dalam pengering sampai benar-benar kering.

Biarkan hingga benar-benar kering. Jika memungkinkan, letakkan masker di bawah sinar matahari langsung.

 

Reporter: Yohana Belinda