Sukses

Corona Masih Ada, Pakar Penyakit Menular AS Minta Dunia Pilih Ekonomi Atau Nyawa

Pakar penyakit menular terkemuka di AS mendorong para pemimpin dunia untuk memilih antara ekonomi dan menyelamatkan nyawa saat pandemi Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Washington D.C- Pakar penyakit infeksi terkemuka di Amerika Serikat Dr. Anthony Fauci meminta para pemimpin dunia harus memilih antara menyelamatkan ekonomi atau menyelamatkan nyawa saat pandemi Virus Corona COVID-19 masih berlangsung hingga saat ini. 

"Anda tidak bisa menyeimbangkan nyawa dan ekonomi. Jadi marilah jadikan kesehatan publik sedemikian sehingga membantu membuka ekonomi, dan jangan memperlakukannya sebagai dua kekuatan yang berlawanan," kata Fauci kepada the Journal of the American Medical Association.

Fauci menyampaikan gagasannya saat para gubernur di AS sekali lagi menutup tempat-tempat minum dan restoran, serta memberlakukan kembali pembatasan. 

Penutupan itu dilakukan, akibat peningkatan yang mengkhawatirkan dari kasus Corona COVID-19 di Negeri Paman Sam tersebut.

Peningkatan kasus baru Virus Corona COVID-19 dilaporkan hingga 40 dari 50 negara bagian AS, dan catatan jumlahnya memecahkan rekor setiap hari, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (3/7/2020). 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Krisis yang Belum Pernah Terjadi dalam 102 Tahun

Gubernur New Jersey Phil Murphy menyebut akibat dari lonjakan angka kasus Virus Corona ini karena orang-orang yang tetap menolak untuk mengenakan masker dan menjaga jarak aman.

Fauci mengatakan, Kita berada dalam pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya."

"Kita tidak pernah menyaksikan hal seperti ini dalam 102 tahun terakhir dan kita harus memperlakukannya secara serius karena begitu banyak akibatnya," jelas Fauci. 

Dipimpin oleh Wakil Presiden Mike Pence, Dr. Anthony Fauci adalah bagian dari gugus tugas Virus Corona di AS.

Saat muncul di CNBC pada Kamis 2 Juli, Wapres Pence menyampaikan janjinya bahwa pemerintahan Trump akan terus berusaha membuka kembali Amerika sementara memitigasi kenaikan kasus Corona COVID-19 yang baru.Â