Liputan6.com, Washington D.C- Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berharap Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dapat menggelar pertemuan lainnya sebelum pemilihan presiden AS pada bulan November mendatang.
Meskipun Pyongyang mengisyaratkan tidak berminat untuk memulai kembali pembicaraan nuklir, Donald Trump mengatakan ia terbuka bagi pertemuan puncak lainnya dengan Kim Jong-un.
Dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (9/7/2020), pernyataan Donald Trump soal pertemuan puncak itu ia sampaikan dalam suatu wawancara dengan Greta Van Susteren dari Gray Television pada 7 Juli.
Advertisement
Donald Trump mengatakan, "Saya paham mereka ingin bertemu dan kami tentu akan melakukan itu," seraya menambahkan, "Saya akan melakukannya jika saya pikir ini akan membantu."
Trump menjawab pertanyaan dari Van Susteren, yang juga merupakan kontributor VOA, tentang apakah menurutnya pertemuan semacam itu akan membantu. "Mungkin. Saya memiliki hubungan sangat baik dengannya, jadi itu mungkin saja terjadi," jawab Donald Trump.
Pekan lalu, Korea Utara telah dua kali menyatakan tidak tertarik melakukan pembicaraan lainnya dengan AS.
Selain itu, negara tersebut juga menekankan bahwa pertemuan puncak lainnya hanya akan menguntungkan situasi politik dalam negeri Donald Trump.
Adapun pernyataan dari seorang Pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Kwon Jong Gun dalam suatu artikel di kantor berita pemerintah KCNA "Sekali lagi secara spesifik kami katakan kami tidak berniat duduk berhadapan dengan AS,” kata Kwon Jong Gun, pejabat kementerian luar negeri Korea Utara".
Saksikan Video Berikut Ini:
Tidak Dibesar-besarkan
Diplomat senior Korea Utara Choe Son Hui mengatakan pada Sabtu lalu bahwa negaranya tidak merasa perlu untuk bertemu langsung dengan AS.
Choe Son Hui menyebutkan, bahwa hal itu karena AS menganggap dialog Korea Utara-AS itu tidak lebih dari alat untuk mengatasi krisis politiknya.
Isu mengenai harapan Presiden Moon Jae-in terkait pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un itu disebut kemungkinan besar akan muncul pekan ini dalam pertemuan antara para pejabat Korea Selatan dan Deputi Menteri Luar Negeri AS Steve Biegun, perunding utama AS mengenai Korea Utara, yang sedang berkunjung ke Seoul.
Namun, saat berbicara pada 8 Juni usai bertemu dengan rekannya dari dari Korea Selatan, Lee Do-hoon, Biegun dilaporkan tidak membesar-besarkan pernyataan Korea Utara baru-baru ini.
Biegun bahkan sudah sempat mengatakan pada bulan lalu bahwa pertemuan langsung sebelum pemilu kemungkinan besar tidak akan terjadi, yang salah satu alasannya karena risiko Virus Corona.
Ditambah, usai pertemuannya dengan rekan dari Korea Selatan, ia juga tidak secara terbuka mengemukakan mengenai peluang berlangsungnya pertemuan puncak lainnya.
Pada Juni 2018, Donald Trump dan Kim bertemu untuk pertama kali di Singapura, di mana mereka menandatangani pernyataan singkat mengenai tekad untuk "bekerja sama menuju denuklirisasi penuh Semenanjung Korea."
Advertisement