Liputan6.com, Jakarta - 2 Juli 2020 lalu, sebuah hotel berlapis emas di Vietnam telah secara resmi dibuka.
Hotel ini dibuka kepada publik setelah sebelas tahun pembangunan dengan 5.000 meter persegi keramik berlapis emas yang berada di bagian luar gedung.
Baca Juga
Dolce Hanoi Golden Lake, itulah nama hotel tersebut.
Advertisement
Seperti dikutip dari The National, Rabu 8 Juli 2020, ternyata bukan hanya memilik dinding yang berkilauan, para tamu juga disambut oleh lobi yang seluruhnya terbuat dari emas, serta kolam renang, perabot dan kamar mandi yang berlapis emas.
Dolce Hanoi Golden Lake merupakan hotel berlapis emas pertama yang ada di dunia. Kendati demikian bukan bangunan berlapis emas pertama di Bumi.
Sejumlah negara sudah lebih dulu memiliki bangunan mewah berlapis emas, bahkan sejak beratus-ratus tahun lamanya.
Berikut 11 bangunan mewah berlapis emas di berbagai negara yang dirangkum dari MSN.com, Kamis (9/7/2020):
1. Pagoda Shwedagon di Yangon, Myanmar
Juga disebut Great Dagon atau Golden Pagoda, bangunan yang spektakuler ini berusia lebih dari 2.000 tahun dan dianggap sebagai salah satu tempat yang lebih suci dari agama Buddha.
Diyakini juga bahwa bangunan ini mengandung relik suci seperti helai rambut Buddha.
Struktur utama bangunan ini ditutupi dengan ratusan lempengan emas dan bagian atasnya ditaburi lebih dari 4.500 berlian yang tertanam di permukaan; dengan berlian terbesar adalah 72 karat.
Advertisement
2. Grand Palace di Bangkok, Thailand
Dengan bangunan-bangunan indah dan taman-taman yang indah, menjadikan tempat ini salah satu landmark paling ikonik di kota ini.
Istana yang didirikan pada tahun 1782 ini merupakan tempat berdiamnya keluarga kerajaan Thailand selama 150 tahun.
Saat ini, bangunan tersebut merupakan objek wisata yang populer sama halnya dengan Wat Phra Kaew (Kuil Buddha Zamrud), yang berasal dari abad ke-14.
Ada beberapa bangunan berlapis emas di dalam tembok istana tersebut, seperti Phra Mondop, yang dindingnya ditutupi dengan medali emas.
3. La Compañía de Jesús di Quito, Ekuador
Memiliki bangunan bersejarah dan berornamen, gereja ini adalah salah satu bangunan yang penting dan indah di kota Old Town.
Pembangunan yang dimulai pada 1605 membutuhkan 160 tahun untuk menyelesaikannya.
Ada beberapa detail arsitektur yang patut diperhatikan pada gereja tersebut, seperti fitur Moorish dan dinding merah cerah. Beberapa laporan mengungkapkan bahwa hampir dua ton logam mulia digunakan untuk dimasukkan ke dalam desain bangunan.
Advertisement
4. Golden Pavilion di Kyoto, Jepang
Merupakan kuil Buddha Zen yang menggambarkan ketenangan dan penghormatan dalam nilai yang sama. Bangunan yang mengesankan ini pada awalnya adalah sebuah vila pensiunan untuk seorang prajurit dan shogun abad ke-14 yang terkenal yaitu Ashikaga Yoshimitsu.
Bangunan yang juga disebut Kinkakuji ini memiliki dua lantai teratas yang ditutupi daun emas; itu dibangun sesuai dengan gaya mewah pemiliknya sebelumnya. Sempat dibakar oleh seorang biarawan pada tahun 1950, lantai atas berlapis emas dibangun kembali pada tahun 1955.
5. Dome of the Rock di Yerusalem
Bangunan yang dibangun oleh khalifah Umayyah ʿabd Al-malik Ibn Marwān pada akhir abad ketujuh ini diiyakini sebagai monumen Islam tertua yang masih ada.
Pelapisan emas di atap ditambahkan pertama kali antara tahun 1959 dan 1961, dan diletakkan kembali di awal tahun 90-an. Ketika itu Yordania dan Arab Saudi menyumbangkan 176,4 pon (80 kilogram) dari bahan tersebut.
Advertisement
6. Catherine Palace di Tsarskoye Selo, Rusia
Istana bersejarah yang terletak di dekat St. Petersburg ini memiliki keindahan di dalam dan megah di luar.
Istana yang dirancang dengan gaya Rococo (ornamen dan teater), dulunya merupakan kediaman musim panas para kaisar Rusia.
Mulai pembangunan pada abad ke-18, menggunakan lebih dari 220 kilogram (100 kilogram) emas batang pada bagian luarnya. Interiornya pun tak kalah mewah, kursi, patung, dan pintu semuanya terbuat dari emas.
7. Matrimandir di Auroville, India
Digambarkan sebagai "jiwanya kota", bangunan yang berbentuk bola emas besar ini menampung pusat meditasi dan yoga.
Nama bangunan ini merupakan hasil terjemahan dari bahasa kuno Sanskerta yang memiliki arrti "Kuil Bunda."
Bola itu ditutupi cakram baja stainless yang dilapisi dengan daun emas; ada lebih dari 1.400 cakram mulai dari diameter lima kaki (1,5 meter) hingga 7,5 kaki (2,3 meter).
Advertisement
8. Golden Roof di Innsbruck, Austria
Salah satu landmark kota Innsbruck yang terkenal ini memiliki balkon yang terbuat dari 2.657 ubin tembaga berlapis emas.
Bangunan itu dilaporkan dibangun oleh Kaisar Maximilian, yang secara khusus dibangun agar ia dapat melihat keluar kota dan penduduknya.
9. Parliament of Budapest di Budapest, Hongaria
Bangunan ini secara luas dianggap sebagai salah satu gedung parlemen megah di dunia yang dibangun selama 17 tahun, yang di dalamnya merupakan kediaman penguasa badan pembuat hukum Hongaria.
Bangunan ini mengandung lebih dari 88 pon (40 kilogram) emas 22 dan 23 karat. Terinspirasi oleh beberapa gaya arsitektur, termasuk Baroque, Gothic dan Renaissance.
Advertisement
10. Golden Temple di Amritsar, India
Bangunan yang juga dikenal dengan nama Sri Harmandir Sahib atau Sri Darbar Sahib merupakan gurudwara - tempat yang memiliki makna spiritual bagi penganut komunitas Sikh.
Dianggap sebagai tempat ziarah utama, pembangunan dimulai pada akhir abad ke-16. Kerangka utama bangunan ini adalah bangunan persegi berlapis emas besar dengan pintu menghadap Utara, Selatan, Timur dan Barat.
Pada tahun 2018, dilaporkan bahwa 352,7 pon (160 kilogram) emas digunakan untuk menghias kubah di atas masing-masing dari empat pintu.
11. Sree Padmanabhaswamy Temple di Thiruvananthapuram, India
Dikenal karena perpaduan arsitektur Dravidian dan Keralite yang megah, kuil besar ini sangat kuno sehingga tanggal pendiriannya tidak dapat lagi ditemukan dalam sumber sejarah tepercaya.
Salah satu fitur terbesar dari kuil tersebut adalah tiang kayu setinggi 80 kaki (24,4 meter) yang hampir seluruhnya ditutupi dengan kertas emas. Kanopi tujuh lantai yang menawan juga memiliki tujuh kubah emas yang menunjuk ke tujuh dunia filsafat Hindu.
Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul
Advertisement