Sukses

Remaja China yang Makan Marmut Hasil Buruan Anjing Dinyatakan Negatif Black Death

Remaja asal provinsi Bayan-Ulgii yang sempat makan marmut dinyatakan negatif black death (bubonic plague).

Liputan6.com, Ulan Bator - Ancaman black death atau bubonic plague (wabah pes bubo) di China mulai muncul ketika ada sepasang kakak-beradik yang positif mengidap virus itu. Setelahnya, ada lagi kasus yang melibatkan remaja berusia 15 tahun.

Remaja dari provinsi Bayan-Ulgii itu menjadi suspek setelah diketahui memakan marmut hasil buruan anjing. Ia pun dibawa ke rumah sakit.

Berdasarkan laporan Xinhua, Jumat (10/7/2020), remaja 15 tahun itu dinyatakan negatif black death oleh Pusat Nasional Penyakit Zoonosis atau National Center for Zoonotic Diseases (NCZD).

Direktur NCZD, Nyamdorj Tsogbadrakh, meminta agar masyarakat tetap waspada dan jangan membru atau memakan marmut agar mencegah black death. Penyakit zoonosis ini bisa menular lewat kutu yang hidup di hewan pengerat.

Black death ini ditemukan di daerah Mongolia Dalam yang merupakan wilayah China. Penyakit ini pernah membunuh setengah warga Eropa.

Tahun lalu, ada sepasang orang di Mongolia Dalam yang meninggal karena black death akibat makan marmut. Otoritas setempat kini meminta agar masyarakat melapor jika melihat ada yang demam atau ada kasus meninggal mendadak.

WHO menyebut penyakit ini bisa berbahaya dan membunuh orang dewasa dalam waktu 24 jam jika tidak diobati tepat waktu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

China Larang Warga Makan Marmut

Kasus black death ini mulai diketahui pekan lalu otoritas kesehatan di Bayannur. Ancaman wabah bagi manusia dianggap nyata.

"Publik harus meningkatkan kesadaran perlindungan diri dan segera melaporkan kondisi tidak normal," ujar otoritas kesehatan setempat seperti dilansir Financial Express.

Selain itu, pekan lalu Xinhua melaporkan bahwa kasus black death yang terjadi akibat ada kakak-adik yang makan marmut di Provinsi Khovt. Otoritas kesehatan pun meminta agar masyarakat tidak memakan marmut.

Kabar mengenai black death ini muncul di tengah pandemi Virus Corona (COVID-19). Sebelumnya, potensi ancaman virus flu babi G4 juga sempat muncul.  Â