Liputan6.com, Manila- Filipina kembali menerapkan lockdown untuk sekitar 250 ribu penduduk di Manila, menurut pernyataan seorang pejabat.
Lockdown itu diberlakukan untuk wilayah Navotas di ibu kota Filipina tersebut.Â
Baca Juga
Keputusan itu diambil setelah jumlah infeksi Virus Corona COVID-19 di Filipina terus bertambah. Populasi Navotas sekitar 250 ribu, di antara total 12 juta orang di Manila.
Advertisement
Wali kota Navotas, Toby Tiangco, mengatakan, "Saya tidak yakin apakah ini solusi, tetapi saya yakin jika saya melakukan ini jumlah kasus tidak akan bertambah".
Navotas diketahui merupakan salah satu wilayah termiskin di Manila. Daerah tersebut merupakan tempat aktivitas pelabuhan nelayan utama di ibu kota.Â
Menurut angka pemerintah setempat, ada sebanyak 931 kasus Virus Corona COVID-19 yang dikonfirmasi dan 59 kematian.
Jumlah infeksi baru juga dilaporkan telah meningkat dalam dua pekan terakhir, demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (14/7/2020).Â
Â
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Warga Masih Bisa Pergi untuk Bekerja
Wali Kota Navotas, Toby Tiangco mengatakan diberlakukannya kembali lockdown itu karena, "Kami tidak punya pilihan selain melakukannya karena orang-orang begitu keras kepala," merujuk pada para warga yang melanggar aturan jarak sosial.
Tiangco mengatakan kepada AFP, bahwa perintah lockdown itu diharapkan dapat mulai berlaku pada 15 Juli atau 16 Juli, seraya menambahkan serangkaian pedoman masih sedang dalam proses difinalisasi.
Para warga akan diizinkan untuk pergi bekerja, tetapi olahraga di luar ruangan akan dilarang.
Selain itu, toko-toko dan bisnis lainnya dapat tetap beroperasi tetapi restoran hanya akan diizinkan untuk melakukan layanan take away.
Tiangco juga menjelaskan bahwa ia telah meminta kepala polisi ibu kota untuk mengerahkan pasukan dalam menegakkan perintah dan memberikan tindakan bagi mereka yang melanggar.Â
Tertinggi kedua di Asia Tenggara, Filipina memiliki jumlah infeksi Virus Corona lebih dari 57.000 dan 1.599 kematian.Â
Departemen Kesehatan Filipina pada 12 Juli melaporkan lebih dari 2.000 infeksi baru dari hari sebelumnya dan mencatat 162 kematian baru, tetapi jumlah tersebut termasuk dari jumlah kematian yang belum terhitung dalam beberapa bulan terakhir.
Advertisement