Sukses

Cegah Terinfeksi COVID-19, PSK Bolivia Pakai Baju Pelindung Transparan

Berpedoman dari aturan setebal 30 halaman, PSK Bolivia harus mengenakan pakaian pelindung berupa jas hujan transparan.

Liputan6.com, Bolivia - Ketika bisnis mulai kembali dibuka di Bolivia, pekerja seks komersial (PSK) di negara itu bersiap-siap untuk mencari klien lagi mengikuti instruksi keamanan. Berpedoman aturan setebal 30 halaman: termasuk pelindung wajah, sarung tangan, dan jas hujan tembus pandang yang berfungsi sebagai "biosecurity suit" atau setelan biosekuriti (pakaian pengaman).

The Organization of Night Workers of Bolivia (OTN) atau Organisasi Pekerja Malam, sebuah organisasi yang menaungi para PSK, membuat pedoman tersebut untuk membantu melindungi mereka dan klien agar tak tertular SARS CoV-2. Demikian seperti dikutip dari Insider, Kamis (16/7/2020).

Meskipun jas hujan ketat atau pas tubuh itu mungkin tampak seperti sepotong pakaian dalam yang aneh, benda itu bertujuan melindungi PSK saat melakukan pole dance atau tarian tiang untuk melindungi dari kuman. Mereka akan melepasnya begitu sesi klien berlangsung.

"Setelan biosekuriti akan memungkinkan kita untuk bekerja dan melindungi diri kita sendiri," Antonieta, seorang pekerja seks Bolivia, mengatakan ketika dia menunjukkan bagaimana para pekerja akan mendesinfeksi tiang untuk pole dance dengan semprotan pemutih di antara tarian.

Para ahli mengatakan hal yang paling penting untuk ditutupi untuk mencegah infeksi Virus Corona COVID-19 adalah hidung, mulut, dan mata Anda.

Kendati demikian, tak sedikit selebritas mengenakan pakaian hazmat, baju, dan alat pelindung seluruh tubuh sejak pandemi Virus Corona COVID-19 merebak.

Untungnya, pedoman 30 halaman dari The Organization of Night Workers of Bolivia tak mengharuskan kostum hazmat. Melainkan menyerukan pelindung wajah dan masker di bawah pakaian pelindung, di samping sering menggunakan handsanitizer dan semprotan desinfektan.

2 dari 2 halaman

Ide Kreatif Rumah Bordil Agar Tetap Aman dari COVID-19

Vanessa, seorang pekerja seks di salah satu red light district Bolivia dan merupakan ibu dua anak, mengatakan bahwa ia melakukan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan sang buah hati. Memastikan mereka memiliki uang untuk sekolah.

"Klien kami menghormati masalah keselamatan, bahwa kami mengambil langkah-langkah ini untuk keamanan kami, tetapi juga untuk mereka," kata Vanessa.

OTN mendorong pedoman ini untuk meyakinkan Kota La Paz mengizinkan kunjungan siang hari ke rumah bordil, bahkan jika jam malam malam masih berlaku.

Lily Cortes, seorang perwakilan OTN, mengatakan pada bulan Maret bahwa jika pekerja seks tidak diperbolehkan bekerja di rumah bordil, mereka mungkin terpaksa beralih turun ke jalanan. Hal itu malah dapat sangat berbahaya selama pandemi Virus Corona COVID-19.

Pada 15 Juli, Bolivia tercatat memiliki 48.187 kasus yang dikonfirmasi dan 1.807 kematian.

Teks: Yohana Belinda