Liputan6.com, Jakarta - Lembaga sains nasional Australia, CSIRO, akan bekerja dengan mitra penelitian Indonesia untuk memperkuat kesiapsiagaan dan ketanggapan pandemi di Indonesia serta mempercepat hasil penelitian bersama terkait COVID-19.
Kemitraan ini akan mengacu pada respons COVID-19 CSIRO, termasuk keahlian dalam membangun model pengujian vaksin, dan analisis data untuk memberikan wawasan tentang munculnya hotspot penyakit-penyakit baru.
Australia telah mengalihkan hampir AUD 45 juta dari program pengembangan kami di Indonesia senilai AUD 298,5 juta untuk kegiatan respons COVID-19, demikian disebutkan dalam rilis yang diterima Liputan6.com dari Kedubes Australia pada Jumat (17/7/2020).
Advertisement
Baca Juga
Pendanaan baru sebesar AUD 1 juta (Rp 9,7 miliar) ini merupakan bagian dari paket tanggapan tambahan COVID-19 dari Australia senilai AUD 21 juta yang ditargetkan untuk pemulihan secara segera terhadap kesehatan, kemanusiaan, dan ekonomi di Indonesia dan akan digunakan untuk bermitradengan lembaga-lembaga penelitian utama Indonesia.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan mengatakan Australia senang bekerja sama denganIndonesia untuk mendukung kemitraan yang mendorong kolaborasi ilmiah dalam isu-isu penting untukrespons.
"Pandemi global telah mempengaruhi Australia dan tetangga kami di Indo-Pasifik secara mendalam dan mengelola dampak sosial, ekonomi dan kesehatan dari COVID-19 yang sekarang merupakan tantangan besar bagi kawasan kita," kata Dubes Quinlan.
Profesor Amin Soebandrio, Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di bawah Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia menyambut baik pengumuman tersebut.
"Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bekerja keras untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam memerangi COVID-19," kata Profesor Soebandrio.
"Salah satu tugas yang diberikan kepada kami adalah menciptakan platform pengembangan vaksin untuk COVID-19 dan penyakit menular baru lainnya. Kami menyambut kolaborasi internasional seperti kehadiran dan kontribusi CSIRO dalam Panel Penasihat Teknis Ahli Eijkman Institute."
Petrarca Karetji, Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa Pulse Lab Jakarta (fasilitas inovasi data gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Pemerintah Indonesia, didanai juga oleh Pemerintah Australia) juga menyambut baik kesempatan untuk bekerja dengan tim Data61 CSIRO.
"Bermitra dengan CSIRO akan memungkinkan kami untuk memberi para pengambil keputusan wawasan berharga saat ini dan kapasitas prediksi untuk membantu mengembangkan strategi berlandaskan informasi data yang kuat untuk mempersiapkan, memerangi, dan pulih dari pandemi saat ini dan masadepan di Indonesia, dan di seluruh kawasan Indo-Pasifik," kata Petrarca.
Â
Simak video pilihan berikut:
Bantuan Atas Kemitraan Kedua Negara
Kepala Eksekutif CSIRO, Dr Larry Marshall, mengatakan CSIRO bekerja dengan mitra di seluruh dunia untuk berbagi respons multidisiplinnya terhadap krisis global, dari pengujian dan pembuatan vaksin, hingga analitik dan genetika prediktif.
"CSIRO telah mempersiapkan pandemi karena kemitraan global kami membantu kami melihat masa depan – persiapan itu memungkinkan kami mencapai landasan dengan respons COVID-19 kami," kata Dr. Marshall
"Bermitra dengan tetangga global kami adalah cara kami memberikan solusi dari sains yang dibutuhkan dunia, jadi bermitra dengan Indonesia dan negara-negara lain berarti kita dapat saling belajar, melindungi kesehatan rakyat kita dengan lebih baik, dan menangani krisis global ini bersama-sama."
Pendanaan ini dibangun berdasarkan keterlibatan dan kemitraan lebih dari 40 tahun antara peneliti Australia dan Indonesia untuk memecahkan tantangan utama bagi kawasan kita.
Advertisement