Sukses

Penembakan di Acara Pemakaman Chicago, 14 Orang Terluka

Sebuah insiden penembakan terjadi pada acara pemakaman di Chicago.

Liputan6.com, Chicago - Sebuah insiden baku tembak terjadi di luar acara pemakaman di Amerika Serikat. Hal itu menyebabkan 14 orang terluka pada Selasa 21 Juli di Chicago, ketika Presiden Donald Trump mengancam akan mengirim agen federal ke beberapa kota di AS yang dipimpin oleh wali kota Demokrat.

Kejadian itu bermula ketika pemilik sebuah kendaraan "mulai menembaki para pelayat di pemakaman. Pada saat itu mereka bertukar api". Demikian seperti dilaporkan oleh wakil kepala polisi Chicago, Eric Carter.

Melansir Channel News Asia, Rabu (22/7/2020), penembakan menjadi sangat biasa pada musim panas ini di seluruh Amerika Serikat. Sebanyak 63 orang ditembak dan 12 lainnya tewas selama akhir pekan di Chicago, dalam kekerasan senjata yang sedang berlangsung, menurut media setempat.

Carter mengatakan 14 orang terluka dalam penembakan hari Selasa tersebut, tetapi ia tidak merinci tingkat keparahannya.

Donald Trump mengancam mengirim lebih banyak penegak hukum militer ke kota-kota AS, terutama dalam menanggapi protes anti-rasisme yang mengguncang negara tersebut. Setelah kematian warga Afro-Amerika George Floyd di tangan seorang polisi kulit putih di Minneapolis pada bulan Mei lalu.

Setelah Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) mengerahkan puluhan polisi Patroli Perbatasan dan penegak hukum federal - banyak yang mengenakan seragam tempur - ke Portland, Oregon. Pekan lalu, Trump mengatakan ia bisa melakukan hal yang sama di kota-kota lain yang dipimpin Demokrat seperti Chicago dan New York.

2 dari 2 halaman

Perintah Donald Trump

Menurut laporan, The Department of Homeland Security (DHS) atau Departemen Pertahanan AS sedang bersiap untuk mengirim 150 personel paramiliter ke Chicago setelah polisi di sana bentrok dengan demonstran yang berusaha merobohkan sebuah patung Christopher Columbus.

Trump menyebut langkah itu perlu, bahkan mengklaim kondisi Chicago yang "lebih buruk daripada Afghanistan".

Presiden AS itu juga memilih Philadelphia, Detroit, Baltimore dan Oakland sebagai kota potensial untuk mengirim agen federal.

Pada hari Senin, wali kota dari enam kota besar - Atlanta, Washington, Seattle, Chicago, Portland dan Kansas City - mengatakan dalam sepucuk surat kepada Pejabat Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Chad Wolf dan Jaksa Agung Bill Barr bahwa penyebaran paramiliter tanpa diundang dapat melanggar Konstitusi.